TERGIUR SIMPANAN JANDA TUASudah tiga hari ini, setiap pukul 16.00, Polly Burton tekun memperhatikan sesosokpria yang sering duduk sendirian di sebuah sudut jalan di Norfolk Street, Strand,Inggris. Segala gerak-gerik pria setengah baya itu seolah tidak pernah lepas daripandangan Polly, yang leluasa mengamati dari sebuah kafe, puluhan meter dari priaitu. Polly yakin, si pria tidak menyadari pengintaian ala cerita spionase yangdilakukannya.Orang yang tahu perbuatan Polly pasti akan mengecapnya sebagai kurangkerjaan.Ia juga tidak begitu mengerti,apa yang mendorongnya berbuat demikian. Hanya saja,nalurinya sebagai wartawan lepas meyakini lelaki itu mungkin tahu sesuatu tentangperistiwa pembunuhan Nyonya Owen, yang menggegerkan kota kecil yang biasanyatenang ini. Masyarakat sendiri masih berspekulasi, apakah sang janda mati dibunuh,kecelakaan, atau bunuh diri?Pria itu selalu duduk di sebuah kursi taman, di tepi sebuah jalan yang tidak terlaluramai. Pada tempat, posisi, dan waktu yang sama. Penampilannya terlihat seadanya,jika tidak bisa dikatakan lusuh, hingga orang sulit menerka pekerjaan sehari-hari danapa yang dilakukan si pria selama berjam-jam di tempat itu. Sesekali ia terlihatgelisah seperti sedang menantikan sesuatu, sambil terus mengisap rokoknya. Sudahbeberapa hari ini tak seorang pun menyapanya.Setelah duduk, merokok, atau membaca koran sore selama dua sampai tiga jam,biasanya pria itu akan pergi. Dalam buku catatannya, Polly sebenarnya sudahmengumpulkan beragam faktatentang kasus pembunuhan misterius itu. Semuaberasal dari keterangan polisi yang serba resmi, kesaksian orang-orang di sekitar,serta dugaan-dugaan berbagai kalangan yang kadang tidak masuk akal. Fakta-faktayang sama sekali tidak menarik untuk sebuah tulisaninvestigatif peristiwa kriminal.Kini peluang terakhir untuk mendapat tambahan keterangan adalah dari sumbersumbertidak terduga. Salah satunya dari pria berpenampilan lusuhitu. Hari ini, dihari keempat pengintaiannya,Polly membulatkan tekad
untuk menghampirinya."Yang pasti, peristiwa itu bukan sebuah kecelakaan atau bunuh diri," kata pria itumenunjukkan sikap acuh tak acuh.Polly tidak kesal. Sebagai wartawan, ia sudah terbiasa diperlakukan demikian,terlebih oleh orang-orang yang belum mengenalnya. Namun, yang membuatnyaheran, pria itu seolah bisa membaca pikirannya yang penasaran."Jadi Anda yakin, seseorang telah membunuhnya?"Pria itu tertawa lirih, mengeluarkan sebatang rokok putih, lalu menyalakannya. Darigerak-gerik tubuhnya, terlihat ia sangat gelisah, seolah hendak menceritakansesuatu kepada seseorang. Namun, ia tak kunjung bicarapada Polly yang kini dudukdi sisinya."Saya ingin pendapat Anda tentang kasus itu," nada bicara Polly setengah memaksa.Pria itu tiba-tiba memandangi Polly, membuat perempuan berusia 29 tahun itu sedikitterkejut dan berusaha mengalihkan pandangan dengan bola matanya."Entahlah,"katanya mengangkat bahu,"Sebenarnya tidak ada seorang pun yang tahu55pembunuh wanita itu, karena memang tidak ada yang melihatnya. Sampai sekarang,juga tidak ada yang bisa menggambarkan secara persis, karena pembunuhan itudirancang sedemikian rupa oleh bukan sembarang orang.""Bukan sembarang orang? Maksudmu, seorang pembunuh profesional?" Alis Pollyterangkat.Lagi-lagi pria itu tertawa lirih,begitu menyadari lawan bicaranya begitu bingung tapitetap memaksa. Sebatang rokok kembali diambil, dinyalakan, dan asapnyadihembuskan ke atas.Polly siap mencatat segala penuturan pria itu.Perempuan kayaPercy Street di Tottenham Court Road bukanlah termasuk kawasan ramai di kota ini.Tempat kejadian perkara pembunuhan Nyonya Owen itu berada di salah satubangunan tua peninggalan abad ke-19 yang terdapat di ujung jalan. Bangunan miriphanggar pesawat terbang itu terdiri atas beberapa ruangan, dengan jendela besaruntuk ukuran bangunan modern. Begitu besarnya sampai ada olok-olok, sewaruangannya ditentukan sinar tambahan yang masuk melaluijendela-jendela berdebuitu.Di gedung itu terdapat beberapa jenis usaha yang
dijalankan para penyewa. Semuameny angkut periklanan, seperti pembuatan papan iklan, usaha desain iklan mediacetak, serta sebuah studio kecil untuk syuting film iklan atau pemotretran. Ruanganruangantempat usaha itu berjajar dan di ujung bangunan terdapat kantor pengurusbangunan. Di sanalah Owen tinggal. Setiap hari janda tanpa anak itu bertugasmembersihkan dan merapikanruangan dengan upah hanya 15 shilling per minggu.Walau penghasilannya tidak seberapa, bahkan nyaris tidak cukup untuk hidup layak,wanita yang telah bekerja 25tahun itu sama sekali tidak pernah menuntut, mengeluh,maupun merepotkan. Uang penghasilannya diatur sangathati-hati untuk keperluansehari-hari dan sedikit untukburung kakatua peliharaannya.Sekali waktu, Owen juga menerima tip dari para pekerja yang telah dibantunya.Besarnya memang tak seberapa, tapi ia selalu mengumpulkan dan menyimpannya disebuah rekening di Bank Birkbeck. Jumlahnya tentu saja kian hari kian besar, hinggasemua orang yang tahu tentang kebiasaan iritnya itu menjulukinya "wanita kaya".Tidak ada orang lain yang bermalam di ruang sempit dekat ruang produksi itu,kecuali Owen dan kakatuanya. Peraturan di gedung itu memang mengharuskansetiap penyewa meninggalkanruang kerja mereka menjelang petang dan kunciruangan dititipkan di ruanganpengurus bangunan. Pagi-pagi sekali, Owen akanmembereskan dan menyapu seluruh ruangan. Pekerjaan rutin itu harus selesaisebelum penyewa atau pengunjung datang.Robbie Smith, kepala ruang perabotan, adalah pekerja yang selalu datang pertamasetiap hari. Begitu pula pagi hari di saat peristiwa tragis itu terjadi. Seperti biasa,begitu tiba, Smith dengan kunci cadangan miliknya akanmembuka pintu depan danlangsung menuju ke ruangannya. Pintu depan akan dibiarkannya terbuka untukpekerja lain atau jika kebetulan ada pengunjung yang datang pagi-pagi.Biasanya, tiap pukul 09.00 Smith mendapati Owen sedang mengerjakan sesuatu.Saat itulah ia menyempatkan diri sekadar menyapa atau mengajaknya ngobrol
tentang apa saja. Namun, pagi di hari kedua bulan Februari itu, tidak seperti biasa56Smith tidak melihat Owen. Karena dilihatnya ruangan telah rapi dan bersih, Smithtidak terlalu menghiraukan kejanggalan itu. Mungkin Owen telah menyelesaikantugasnya lebih awal. Begitu pula puluhan pekerja lain yang datang kemudian, tidaksatu pun menyadari ketidakhadiran Owen sepanjang hari itu.Suhu udara hari itu sangat dingin, membuat segala sesuatu semakin buruk.Menjelang petang, hantaman angin kencang disertai badai timur laut terus bertiup.Hujan salju membentuk tumpukan salju tebal di sepanjang jalan. Pukul 17.00,sisacahaya redup musim dingin yang pucat telah berlalu. Charles Pitt, pekerja yangbiasanya pulang paling akhir,telah bersiap-siap. Seperti biasa, ia akanmengembalikan kunci ruangankantornya ke pengurus bangunan.Pitt baru saja membuka pintu ruang pengurus bangunan ketika tiba-tiba hembusanangin dingin sekonyong-konyong menerpa wajahnya. Ternyata dua jendela di dalamruangan terbuka lebar. Hujanbercampur es dan salju tebalmenerobos masuk,membentuk hamparan permadani putih di lantai.Saat itulah Charles langsung merasakan sesuatu yang tidak biasa. Ia berusahamelongok, tapi tidak menemukan apa pun. Namun, perasaannya tetap tidak enak.Ketika korek api dinyalakan, ia menyaksikan sebuah pemandangan mengerikan! Dilantai yang setengahnya tertutup tumpukan salju, ia melihat tubuh Nyonya Owentertelungkup mengenakan gaun malamnya. Kedua tungkai dan pergelangan kakinyaterbuka. Tangannya biru lebam. Sementara di sudut ruangan, tubuh kakatuapeliharaannya ikut terbujur kaku membeku.Tim medis dan polisi datang 15 menit setelah tubuh janda itu ditemukan. Merekaberusaha memberi pertolongan. Namun terlambat, wanita itu telah mati dalamkebekuan. Berdasarkan pemeriksaan medis sementara, diketahui korban mendapatbenturan keras di bagian belakang kepala.Tubuh Owen benar-benar tergeletak tak berdaya di sisipintu yang terbuka. Suhu5oC di bawah nol semakin memperparah keadaannya.
Tak jauh dari jendela ruangan,Inspektur Howell dari kepolisian setempat menemukan potongan besi berben tuksiku-siku. Tingginya kira-kira sama dengan luka memar di belakang kepala korban.Penemuan besi ini membuat media massa berspekulasi: kematian Owen akibatkecelakaan.Terlihat berkencanPolly dan pria asing itu kini memilih melanjutkan perbicangan mereka di sebuah kafe.Ia sengaja mengajak pria itu ke sana semata-mata agar mereka lebih leluasaberbincang. Saat itu hari mulai gelap, suasana di sekitar jalanan juga mulai sepi.Hanya kerlap-kerlip lampu hiasan di sepanjang jalan membuat suasana lebih meriah.Setelah pesanan kopi datang dan sejenak menyeruput, pria itu mengeluarkanselembar foto dari saku jaket. Foto seorang wanita biasa bertubuh gemuk dalampose tersenyum ramah. "Ini Nyonya Owen. Apa Anda sudah pernah melihatnya?"kata pria itu sambil menyodorkannya ke arah Polly.Sejenak Polly mengamati. Di matanya penampilan Owen terlihat biasa-biasa sajadan tidak menunjukkan karakter suka aneh-aneh. Baru kali itu ia melihat sosoknyasecara lebih jelas. Beberapa waktu sebelumnya ia hanya melihat lewat ilustrasiwajahnya, setelah menjadi mayat.Kata si pria, foto itu gambar terakhir Owen sebelum terjadi perubahan. Ia jugamenambahkan, wanita itu sebelumnya cenderung hidup secara monoton dan57membosankan, tapi belakangan berubah total di luar dugaan banyak orang. Menurutpara pekerja di Percy Street,Owen berubah kira-kira sejak Oktober. Namun, merekatidak ambil pusing.Mata para pekerja baru benar-benar dibuat terbelalak ketika suatu kali merekamelihat Owen berdandan begitu rapi, lengkap dengan topi dan mantel mewah. Dilehernya tampak sebuah liontin emas berantai mungil dengan ukuran yangsepertinya tidak mungkin dimiliki wanita sekelasnya. Saat itu, sekitar pukul 18.00 iamelangkah ke luar sendirian.Para pekerja saling berpandangan. Sepanjang ingatan, mereka merasa belumpernah melihat Owen berpenampilan seperti itu, termasuk para pekerja yang sudahlebih dari sepuluh tahun
bekerja di situ. Namun, mereka tidak mau terlalu usil.Mereka pikir, hak janda itu untuk menyenangkan diri di hari tuanya.Perubahan drastis Owen baru menjadi masalah setelahberdampak pada pekerjaan.Ia hampir selalu tidak ada di tempat pada saat dibutuhkan.Para pekerja mulaiberembuk untuk membicarakan ketidakberesan ini dan berencana melaporkannyakepada pemilik bangunan bilasituasi itu terus berlanjut. Saat itulah mereka bertukarinformasi, tepatnya gosip, tentang Owen. Menurut gosip,perubahan mencolok terjadisetelah Owen berhubungan dengan Arthur Greenhill, pemuda yang bekerja diNumber Eight Studio.Para pekerja mengamati, Arthur memang terlihat seringpulang paling malam.Semula tidak ada yang menaruh perhatian soal itu. Kecurigaan mulai kuat setelahada gosip susulan yang menyatakan melihat Owen berkencan dengan ArthurGreenhill di sebuah rumah makan di Gambias Restaurantdi Tottenham Court Road.Menurut penuturan saksi, Owen yang membayar tagihanmakan malam di tempateksklusif itu. Hidangannya terbilang mewah, yaitu beberapa sayat daging anak sapi,sepotong besar tulang sumsum, hidangan pencuci mulut, kopi, dan ditutup dengankopi manis. Ketika keduanya meninggalkan restoran, Arthur tampak mengisap cerutumahal.Perkara Owen akhirnya sampai juga ke telinga Allman, lelaki pemilik bangunan.Akhirnya, pada akhir Januari,tanpa banyak peringatan, Allman memecat Owen yangtelah bekerja puluhan tahun tanpa masalah. "Nyonya Owen tidak sedikit pun terlihatkesal ketika saya menyampaikan hal itu kepadanya," kata Allman kepada polisi.Menurut pria tambun berumur60-an tahun itu, Owen justrubercerita, dirinya telahmemiliki banyak properti dan kini akan bekerja sesuai keinginannya. "Ia menyatakanpunya banyak sahabat yang akan menjaga dirinya, karena ia memiliki banyak uanguntuk siapa pun yang tahu bagaimana menyenangkan hatinya," kata Allman, yangtakut dirinya dikait-kaitkan dengan kematian bekas pekerjanya itu.Seorang saksi lain, Nona Bedford, menyatakan beberapa jam sebelum peristiwa
tragis itu, pernah mendapati Owen menangis terisak. Namun, saat ia bertanya soalmasalahnya dan menawarkanbantuan, wanita itu menampiknya dan tidak be rceritaapa pun. Bedford tidak menyangka, itu pertemuan terakhirnya dengan Owen danmemilih untuk segera beranjak pergi.Dari serangkaian informasi awal, kepolisian menugaskan Inspektur Jonesmenyelidiki Arthur Greenhill. Ketika penelusuran dikembangkan ke Birkbeck Bank,Jones menemukan fakta mengejutkan bahwa setelah dipecat, Owen mengambil58seluruh uang simpanannya dalam deposito, jumlahnya kira-kira 800 pounds, hasiljerih payah menabung dan menghemat selama 25 tahun!Kelumpuhan sementaraKarena semua dugaan mulai mengarah pada satu nama dan untuk memudahkanpenyelidikan, polisi lalu menahan Arthur Greenhill. Pria berusia 28 tahun itu
sehariharibekerja sebagai pelukis batudan logam. Meski pekerja kasar, wajah Arthurtergolong tampan untuk ukuran pria kebanyakan. Hanya saja, pembawaannya sedikitkasar. Logat cockney-nya juga terdengar lucu.Sayangnya, dalam sidang pendahuluan, Arthur bersikap tidak menyenangkan bagihakim wilayah dan kepolisian.Suatu hal yang sebenarnya dapat merugikanposisinya. Bisa jadi karena iasangat gugup, hingga bicaranya tergagap dan berulangkali memberi jawaban asal-asalan. Ayahnya, Greenhill Senior, seorang hakim agung,bertindak sebagai kuasa hukum. Wajah orang tua itu terlihat keras, denganpenampilan yang lebih mirip pengacara desa ketimbang pejabat penting di London.Polisi berusaha menyusun bukti-bukti yang memberatkan Arthur. Namun, dari hasilvisum tidak ada perkembangan baru. Dalam catatan forensik hanya dijelaskan,Owen tewas akibat tidak segera mendapat pertolongan. Memar di bagianbelakangkepalanya sebenarnya tidak memberi efek serius, kecuali kelumpuhan sementara.Namun, saat petugas kesehatan datang, korban sudah tewas. Agak sulitmemastikan sudah berapa lama wanita itu terbujur kaku.Apakah satu, dua, ataumungkin 12 jam.Menurut catatan polisi, keadaan di sekitar ruangan saat Charles Pitt pertama kalimenemukan wanita malang itu, tidak ada yang terlalu mencolok. Semua sudutruangan masih tampak rapi. Pakaian korban sepanjang hari itu tergantung rapi diatas sebuah kursi dan sebuah kunci lemari makan ditemukan di dalam kantungnya.Pintu ruangan sedikit terbuka. Sementara jendela terbuka lebar dan salah satuteralisnya terputus, seperti telah dibongkar paksa berulang-ulang layaknya modusperampokan."Nyonya Owen pasti baru bersiap-siap akan tidur, setelah membuka pakaiannyasaatitu," kata pria yang masih terus bertutur kepada Polly. Hakim juga tahu, kematiannyapasti bukan karena kecelakaan. Rasanya, tidak masuk akal kalau dia membukapakaiannya di tengah suhu 5oC di bawah nol dalam keadaan jendela terbuka lebar.Polly cuma manggut-manggut.Dalam kesaksiannya seorang kasir perempuan di
Birkbeck Bank bilang, Owen pernah menunjukkan kepadanya cek 827 pound atausenilai saldo rekening tabungannya. "Dia terlihat senang dan riang, sambil berceritabahwa ia perlu uang dalam jumlah besar, karena berniatpergi ke kota lain untuktinggal bersama keponakannya," kata kasir yang tak disebut namanya itu.Kasir itu sempat mengingatkan Owen agar berhati-hati, karena biasanya wanitawanitalanjut usia mudah pikun. Owen tertawa menanggapinya, tapi mengiyakan. Iamenyatakan akan sangat berhati-hati dan tidak menghabiskan uangnya sesaat saja.Malah Owen sempat menuturkan niatnya untuk mengunjungi kantor pengacara untukmembuat sebuah surat wasiat.Kesaksian kasir itu mengejutkan, karena tidak ditemukan uang sedikit pun didalamkamar sang janda setelah peristiwa tragis itu. Dalam penelusurannya, polisi malahmenemukan dua nota bank yang telah dicairkan Arthur Greenhill pada pagi harisebelum kematian itu terjadi. Salah satunya ditukarkan untuk pembayaran satu setel59pakaian pria di West Ebd Clothiers Company dan yang lainnya di sebuah kantor posdi Oxford Street.Arthur hanya bisa mendengarsemua kesaksian yang mengarah ke dirinya denganwajah pucat pasi. Pipinya menghijau. Berulang kali ia menjilati bibirnya yang terasakering. Dugaan polisi semakinkuat bahwa janda itu memangdibunuh, setelahdirampok saat hendak bersiap tidur. Sementara ini, Arthur menjadi tersangka utama,karena ia mer upakan orang terdekat korban dan paling sering berkeliaran di pagi hari.Pada saat kejadian, alibi tersangka hanya didukung seorang saksi yang merasamelihatnya pukul dua pagi. Saksi yang dikenal sebagai pemabuk itu mengakubertemu, bahkan sempat berbicara dengan Arthur di sudut jalan Percy Street danTottenham Court Road, sebelum tak sadarkan diri. Sayangnya, kredibilitas kesaksianpenting itu tak cukup membantu, karena saksi dianggap tak sadar sepenuhnya.Tinggal dengan keponakanDalam pengakuannya, Arthur menyatakan dirinya memang dekat dengan Owenkarena janda itu masih saudara jauh ibunya. Namun
pengakuan asal-asalan itusegera ditepis polisi, karena Arthur tidak bisa menyebutkan lebih jauh tentang silsilahkeluarga ibunya dan hubungannya dengan korban.Pada malam kejadian, tersangka juga mengaku sempat mengencani Owen danmengantar ke tempat tinggalnya. Sebelum pulang, sekitar pukul 02.00, wanita itumemberinya 10 pounds yang dikatakannya sebagai ucapanterima kasih sambilmengatakan, "Aku menganggap kau seperti keponakanku. Tapi jika kau tidak suka,aku masih bisa menganggap Bill demikian."Ya, "Bill". Nama itu muncul dari mulut Arthur. "Dia terlihatsangat khawatir sejakpetang. Entah, mungkin karena keponakannya itu. Tapi ketika sayameninggalkannya, dia sudah sedikit gembira," sambung Arthur kepada polisi. Meskipengakuan tentang keponakan Owen mirip dengan kesaksian kasir Birkbeck Bank,polisi tidak ingin percaya begitu saja. Setidaknya, keberadaan keponakan itu hanyadiucapkan Arthur serta Owenmelalui kesaksian kasir saja.Sedangkan saksi-saksi lain yang kebanyakan pekerja di Percy Street tidak pernahmendengar soal keluarga jauh itu, termasuk rencana Owen untuk tinggalbersamanya. Polisi tetap pada dugaan sementara, Arthur mendekati danmengencani Owen untuk kesenangan materi sesaat saja. serta menikmati hari tua.Dari sanalah Arthur tergoda mengambil seluruh uangnya. Polisi juga menemukan,ayah Arthur, hakim agung Greenhill Senior memiliki sebuah kantor kecil di JohnStreet, Bedford Row. Siang sebelum kematiannya, Owen berada di sana danmembuat surat wasiat yang menyatakan akan memberikan seluruh hartanyapadaArthur Greenhill jika ia meninggal.Belakangan, kata polisi, Owen tidak menuruti semua kemauan Arthur, bahkanbersikeras pindah ke luar kota untuk tinggal bersama keponakannya. Arthur panikakan keputusan itu dan merasa harus mendapatkan uang itu secepatnya. Ketikamengantar wanita itu pada malam pembunuhan ke kamar,Arthur memukulnyadengan sebuah besi lalu mengambil uangnya.Namun, pendapat itu disanggah Greenhill Senior, yang menuduh polisi tidak jeli
terhadap fakta yang ada."Jika memang seluruh hartanya akan diberikan kepadaArthur, mengapa ia harus mengambil uangnya cepat-cepat?" kata Greenhill berang.60Pembunuhnya merapikan ruanganTak terasa sudah hampir satu jam Polly menyimak kata-kata pria itu tanpa rasabosan sedikit pun. Segala penuturannya masuk akal dan cocok dengan semuacatatannya. Setidaknya, kini ia paham, mengapa polisi masih belum bertindak tegasterhadap Arthur, si tersangka tunggal. Saksi danbukti yang ada memang tidak terlalumemberatkannya.Arthur hingga saat ini belum terbukti membunuh, karena pada saat wanita itudibunuh, ia ada di sebuah tempat tak jauh dari rumahnya. Ada saksi yang melihatnya,analisis Polly. Pria itu tersenyum. "Aku senang mendengarmu mengatakannyaterbunuh. Aku tahu banyak orang yang menganggapnya sebagai kasus bunuh diribiasa atau kecelakaan.""Ya, aku pikir semua itu karena uang. Tapi, apa kau juga mempercayai keberadaankeponakan lelaki wanita tua itu?""Mengapa harus menyangsikannya?" balas pria itu cepat. Sebuah jawaban yangagak mengejutkan Polly."Seorang keluarga dekat bisa saja mengunjunginya di luar,pada tengah hari, tanpa diketahui para pekerja di Percy Street," tambahnya."Pada tengah hari?""Setiap pukul delapan tiga puluh setiap paginya," kata pria itu santai. Senyummisterius mengembang dari mulutnya.Alis Polly mengernyit. Tubuhnya perlahan di sandaran kursi. Tiba-tiba ia merasa adasesuatu yang tidak beres pada pria yang belum lagi ia ketahui namanya itu. Namun,di sisi lain ia justru merasa tengah berada di puncak penyelidikannya tentangpembunuhan Nyonya Owen."Satu pertanyaan terakhir. Jadi menurutmu, kira-kira bagaimana pembunuh itumelakukannya?" pancing Polly.Pria itu menghela napas."Keponakan itu tahu tentang keberadaan uang Owen dibank. Dia lalu datang dan menerornya, hingga akhirnyaOwen merasa simpanannyadi bank tidak aman, lalu menariknya," katanya."Namun pria itu begitu kecewa setelah tahu Owen akan mewariskan seluruhhartanya ke Arthur Greenhill. Siang itu keduanya
bertengkar, itulah yangmembuatnya menangis dan terlihat oleh Nona Bedford. Iapun menghibur diridengan bepergian bersama Arthur ke teater."Setelah Arthur pulang, keponakannya mendatangi Owen. Ia memaksa janda ituuntuk menyerahkan uang depositonya. Merasa dikasari, Owen berontak. Saat itulahsecara refleks ia memukulkanbesi siku ke belakang kepaladan membuat wanita ituterjatuh. Ia pun mengambil uang yang ada di laci lemari. Membiarkan jendela terbukalebar agar terkesan telah terjadi perampokan.Ketika akan melangkah ke luar, hari sudah hampir pagi. Pembunuh itu berinisiatifmenggantikan tugas Owen dan seakan-akan mengajak semua orang melupakankeberadaannya. Membereskan dan mengurus pekerjaan pagi itu. Semua tampakwajar kan?" kata pria misterius itu lagi, sembari beranjak, mengucapkan salamperpisahan, dan melangkah santai. Untuk sejenak, Polly hanya bisa tertegunmenyaksikannya.61"Terima kasih atas kisahmu,... Bill!"Pria itu menoleh. Tersenyum sejenak, lalu kembali melanjutkan langkahnya. (Kisahrekaan/Baroness Orczy/Tj)