watch sexy videos at nza-vids!
MASA LALU TEREKAM DI KUKU

Malam belum terlalu larut. Saat para tetangga bercengkerama dengan keluarga dirumah masing-masing, Noelleen Greenwood yang tengah sendirian di rumah justrumerasakan hal sebaliknya. Jangankan bercengkerama, menarik napas saja ia harusberjuang keras. Wajahnya begitu tegang dan ketakutan.Di depannya berdiri seorangtamu tak diundang, pencuri yang diyakini Noelleen tega berbuat apa saja, termasukmencabut nyawa orang tak berdosa. Inikah akhir karier cemerlangnya sebagaiilmuwan? "Mestinya tidak. Akubelum dan tidak akan pernah mati dengan caraseperti ini," jerit hati kecilnya. Perlahan Noelleen berusaha melunakkan hati priayang telah mencuri barang-barang berharga dan menyekapnya sejak tiga jam lalu itu."Maaf, Bung. Aku percaya, Anda orang pintar. Pekerjaanseperti ini tak pantas buatorang seperti ...," kata-kata Noellen tak berlanjut, setelahsi lelaki menyela dengankasar."Cukup! Aku tidak pernah menerima saran, apalagi saran perempuan pesakitan!"Usai membentak, tangan kekar sang maling melayang keras ke wajah Noelleen.Wanita yang lebih banyak menghabiskan waktu di labolatorium itu langsung limbung,menabrak sofa, sebelum akhirnya jatuh ke lantai. Bukan kali itu saja Noelleen disakitidan dilecehkan si pencuri, yang belakangan diketahui gemar melakukan pencuriandengan kekerasan, terutama terhadap kaum hawa."Kamu pikir, aku akan melepas kamu begitu saja. Membiarkan kamu melenggangsantai ke kantor polisi. Lalu polisi-polisi keparat itu datang menjemputku, sambilmengacungkan-acungkan pistol dan borgol?" seru si pencuri, sembari memamerkanbola matanya yang nanar. Noelleen tak kuasa menjawab. Namun, dia tak berhentimemohon pada si pencuri - yang menerobos rumah tanpatopeng maupun senjata -agar tidak bertindak lebih kejam.Sejujurnya, Noelleen merasa peluang hidupnya tak sebesar beberapa jamsebelumnya. Mata, telinganya, terlebih pikirannya mulai lelah lantaran stres,melakoni drama yang tak kunjung usai. Drama yang dampaknya pasti akan terusmembekas sepanjang hidup
Noelleen. Tiga jam rasanya bak tiga hari, tiga bulan,bahkan tiga tahun. Sampai akhirnya, dia tak mendengar lagi bentakan-bentakanmenyakitkan itu bersamaan dengan lenyapnya tubuh sang pencuri sadis di tengahkegelapan malam.Si pencuri sadis lenyap? Berkali-kali Noelleen menariknapas panjang. Dia hampirtak percaya, baru saja lolos dari lonceng kematian. Noelleen hendak bergerakmencari pertolongan, tapi badannya terlalu lunglai. Beberapa menit lamanya, istriRoger Franklin itu hanya bisatermangu di lantai. Seraya berdesah pada diri sendiri,"Terima kasih Tuhan. Dia akhirnya pergi...Bebas dengan jaminanEsoknya, Noelleen menghabiskan waktu berjam-jam di atas ranjang. Baru setelahkepercayaan dirinya pulih, wanita periang itu berinisiatif mendatangi kantor polisi. Itupun berkat dorongan kuat Roger, yang tak bisa menerima perlakuan semena-menaterhadap istrinya. Meski sebelumnya Noelleen berkali-kali mengungkapkankekhawatirannya, jika kasus pencurian itu harus dilaporkan ke polisi."Aku merasa, dia ada di mana-mana. Matanya ... matanya seperti tak pernahberhenti menatapku," ucap Noelleen, seraya menambahkan, "Firasatku mengatakan,persoalan ini masih jauh dari selesai."77"Tapi kalau kamu tidak melapor, berarti memberi peluang maling nekad itumelakukan kejahatan yang sama terhadap orang lain," tegas Roger.Di kantor polisi, laporan pasangan suami-istri itu cepat mendapat tanggapan. Apalagiketerangan yang disampaikan Noelleen begitu lengkap. Tanpa kesulitan berarti,polisi bisa mengidentifikasi sang maling. Namanya Julio Strappa (30 tahun), pencuri"langganan" hotel prodeo yang digambarkan polisi sebagai pria canggung,penyendiri, serta berdarah dingin.Noelleen dan suaminya punyaharapan besar, Strappa yangsudah berulang kalimelakukan kejahatan serupa dikenai hukuman setimpal. Berdasarkan prosespemeriksaan pendahuluan di pengadilan, Noelleen, pihak kepolisian, dan jaksawilayah sepakat, Strappa memang penjahat yang sangat berbahaya. Itu sebabnya,mereka semua begitu geram
ketika tahu pengadilan membebaskan Strappa denganjaminan!Kegeraman yang sangat beralasan, karena setelah mendapat kesempatanmenghirup udara segar, Strappa langsung menghilang.Orang yang paling dirugikanatas keputusan pengadilan itu tentu saja Noelleen Greenwood. Berbulan-bulansetelah Strappa kabur, wanita berotak encer itu seperti tak pernah bisa lagimenikmati hidup. Hatinya selalu waswas."Setiap kali berada di belakang kemudi, mataku enggak pernah bisa lepas dari spion.Takut kalau-kalau Strappa menguntit," curhat Noelleen pada Nicole, sobat karibnyadi kantor."Kok bisa sekhawatir itu?" sahut Nicole sekenanya."Sumpah. Aku merasa, Strappa terus mengintai dan mengintai. Orang-orang dipengadilan betul-betul bikin sebal.""He-eh. Aku juga enggak habis pikir, penjahat yang harusnya dipenjara bertahuntahunkok malah bebas berkeliaran di jalan.""Nic, bagaimana jika aku pindah ke California?""Kalau itu bisa menjauhkan kamu dari bayang-bayang Strappa, kenapa ragu? IngatNoelleen, masa depan kamu masih panjang. Jangan cuma gara-gara Strappa danputusan pengadilan yang ngaco itu ...."Belum habis kalimat Nicole, Noelleen sudah bergegas keluar laboratorium,meninggalkan sahabatnya ngoceh sendirian. Noelleen berjanji dalam hati, malamnanti dia dan Roger harus segera membuat keputusan. Tawaran posisi wakilpresiden dari sebuah perusahaan bioteknologi terkemuka di California, yangdatangbeberapa hari lalu rasanya sayang dilewatkan.Sesampai di rumah, Roger menyambut baik keputusan Noelleen pindah ke California.Pasangan itu bahkan berencana menjual rumah besar mereka, menggantinyadengan bungalow di Del Mar, untuk kemudian menjalani kehidupan "normal" diCalifornia. Akankah Noelleen tenggelam pada aktivitas di kantor barunya, dan bisamelepas bayang-bayang Strappa?Disayang sejawatNoelleen, putri tunggal Sidney Greenwood, bukan orang sembarangan. Dia ilmuwanyang tak hanya disegani, tapijuga dicintai teman-teman sejawat. "Tahun 60-an,78walau masih kanak-kanak, Noelleen sudah
mengutarakan niatnya tinggaldi Amerika.Kata dia, Amerika itu surga buat ahli biokimia," cerita Sidney bangga.Selama di Amerika Serikat, Noelleen memang kerap membuat Sidney bangga,sebangga-bangganya. Selain punya keluarga bahagia dan karier bagus, Noelleenjuga sempat memenangkan sejumlah penghargaan, bahkan diakui sebagai salahsatu peneliti terkemuka bidang biokimia.Berbekal kepintarannya, Noelleen langsung mendapat tempat istimewa dalambidang analisis DNA, khususnya berkaitan denganpengembangan forensik dan alatpencari jejak, sebuah "ilmu baru" saat itu. Di perusahaannya yang lama, Noelleensempat ditunjuk menjadi senior executive. Sedangkansuaminya sukses membangunbisnis modifikasi mobil.Noelleen juga dianggap sebagai perintis penggunaan DNA, agar suatu saat bisadigunakan sebagai basis data kepolisian di seluruh dunia. Dengan basis data itu,polisi jadi makin gampang menekuk penjahat. Cukup mencocokkan DNA tersangkadengan fakta di tempat kejadian perkara, sang penjahat pun tak bisa mungkir.Sayangnya, saat itu (tahun 1985), teknologi DNA masih sangat rumit, sehingga takbanyak ahli yang menguasainya.DNA forensik cita-cita Noelleen itu sering juga disebut sidik jari genetik,menggabungkan teknik pemisahan, penyusunan, serta kemampuan membacakeseluruhan rantai DNA, sehingga menunjukkan lusinan kesamaan. Kemampuan itumenjadikannya seribu kali lebih efektif dibandingkan dengan teknik sidik jaritradisional. "Aneh, di tangan Noelleen, masalah teknis seberat itu bisa jadi begituringan," cerita Sidney soal pentingnya penelitian DNA buat umat manusia.Puncak karier Noelleen tentu saja ketika dia menerima tawaran bekerja sebagaiwakil presiden sebuah perusahaan biokimia di California. Pencapaian yangsayangnya dinodai trauma kejahatan Strappa. "Omong-omong, kamu sudah bisamelupakan orang gila itu, 'kan?" suara Nicole dari balikgagang telepon, terdengarkhawatir. "Maksudmu Strappa?" balas Noelleen. "Laiya, siapa lagi?" sergah Nicole.Noelleen membayangkan, muka Nicole pasti sedang
ditekuk, cemberut."Terus terang, enam bulan disini aku merasa jauh lebih tenang, Nic ," jawabNoelleen akhirnya."Baguslah. Tapi aku kangen nih.""Makanya, jalan-jalan dong ke California. Jangan ngendon di rumah terus."Roger sekilas melirik Noelleen yang mulai ramai cekikikan di depan gagang telepon.Lelaki yang sangat mencintai istrinya itu maklum, jika sudah kopi darat dan kopiudara dengan sobat-sobat akrabnya, Noelleen kadang suka "lupa diri". Namun, dilubuk hati yang paling dalam dia bersyukur, keceriaan yang beberapa bulan terakhirhilang dari istrinya, kini pelan-pelan mulai kembali lagi.Jari luluh lantakSampai akhirnya, suatu hari di bulan Agustus 1985, Noelleen tidak masuk kantor.Para sejawatnya merasa heran, plus khawatir. Soalnya, selain jarang absen,Noelleen biasanya memberi kabar jika tak masuk kantor. Karena sampai siangbelum ada berita keberadaanNoelleen, rekan-rekan kerjanya sepakat menghubungiRoger. "Kami sudah telepon ke rumah, tapi tidak diangkat-angkat," cerita staf79Noelleen. "Aneh. Sama sekali tidak ada tanda-tanda dia sakit," jelas Roger, tak kalahbingung.Tak lama setelah berbicara ditelepon, Roger memutuskan pulang. "Firasatkuenggak enak. Kalau sakit, harusnya dia menelepon. Semoga Noelleen baik-baiksaja," harap Roger lebih pada dirinya sendiri.Harapan yang akhirnya hanya tinggal harapan. Betapa shock dia, ketika menemukanistrinya telah terbujur kaku di halaman belakang. Tubuhnya penuh memar,sedangkan di leher terlihat beberapa bekas cekikan. Noelleen yang periang danbelum genap berusia 35 tahun telah terbunuh secara mengenaskan.Beberapa saat kemudian, polisi berdatangan. "Para tetangga bilang, mereka melihatsebuah mobil sewaan berukuran kecil diparkir di seberang jalan pada saatpembunuhan. Tapi mereka sama sekali tak curiga, karena tidak ada sesuatu yangmencolok dari pengendara maupun mobilnya," sebut seorang detektif. "Tak ada yangtahu nomor polisinya?" tanyadetektif lain. "Sampai saat ini belum ada yang tahu."Tim penyidik sendiri sempat
bergidik saat melihat kondisi jari tangan korban yangnyaris luluh lantak, terutama bagian di sekitar kuku."Kelihatannya, istri Andamelakukan perlawanan sengitsebelum dibunuh," seorang detektif memberi tahuRoger. Dalam sekejap, petugas mengambil sampel serpihan kulit yang tertinggaldibawah kuku. Siapa tahu, sebagian kulit itu milik pelaku.Sayangnya, polisi sendiri tak tahu apa yang bisa diperbuatdengan sampel itu.Bahkan para ahli biokimia di tempat Noelleen bekerja pun tak tahu harus bagaimana.Teknologi berbasis DNA yangdirintis Noelleen dan kawan-kawan saat itu masihsangat prematur. Polisi akhirnya hanya mengumpulkan barang-barang bukti itu,menyegelnya, lalu menyimpannya di tempat yangaman di ruang bawah tanah.Apakah lelaki yang beberapa bulan terakhir ini menghantui Noelleen, Julio Strappakembali beraksi? Setidaknya,begitulah yang dipikirkan polisi. Terbukti, hanya dalambilangan jam, polisi San Diegodan San Fransisco berhasil menemukan danmenahan Julio Strappa. Namun, meski berada di sekitar San Diego pada saatkematian Noelleen, Strappa menyangkal terlibat dalam pembunuhan. Dia bahkanmemiliki saksi yang menguatkan alibinya.Di satu sisi polisi yakin, Strappalah pembunuh sejati Noelleen. Jika terbukti, lelakisadis itu bisa dipenjara lebih dari 20 tahun. Namun, di sisi lain tak ada saksi-saksidan bukti forensik yang bisa digunakan untuk menyudutkan Strappa. Tampaknya,seperti kasus pencurian dengan kekerasan terhadap korban yang sama enam bulanlalu, kali ini pun Strappa bakal kembali bebas. Atau, memang bukan Strappapelakunya?Pembunuh tak ditemukan"Sepertinya, pembunuh Noellleen tidak akan pernah ditemukan. Sama sepertikorban-korban pembunuhan lain yang tidak diketahui pelakunya," keluh SidneyGreenwood."Tapi setidaknya, kami sudahberusaha menjerat Strappa. Kami pun tidak akanpernah menutup kasus ini, Pak Sidney," seru seorang detektif dari kantor kepolisianSan Diego."Strappa? Orang itu hampir membuat saya gila."80"Kami menyesal tidak dapat menuntutnya atas tuduhan
pembunuhan. Tapi kami bisamemasukkan dia ke penjara atas pasal-pasal pencurian dan tindak kekerasan," janjisang detekt if.Belakangan, setelah serangkaian persidangan tingkat banding, Strappa memangdinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara enam tahun. Namun, tiga tahunkemudian dia bebas, hidup tenang di San Fransisco, berkarier di bidang analisiskeuangan."Sekali lagi, pembunuhnya tetap tak bisa ditemukan, 'kan?" cecar Sidney. Si detektifcuma bisa membisu seribu bahasa. Sidney merasa, Noelleen seharusnya mendapatkeadilan yang lebih baik dari yang didapatnya sekarang."Karena sepanjanghidupnya, dia selalu berusaha menegakkan keadilan," imbuh kakek yang kini berusiahampir 90 tahun itu. Komentarserupa datang dari Dan Kacian, rekan kerja Noelleendi Gen-Probe. "Dia perempuan luar biasa. Tidak adil bila dia tidak memperoleh
keadilan."Bertahun-tahun Sidney, Kacian, dan sejumlah kerabatserta kolega Noelleenmenyimpan tanda tanya besar tentang siapa sebenarnya pembunuh sang wanitacendekia itu. "Berbagai pikiran berkecamuk dalam benakku. Sempat terlintas,mungkin Roger yang membunuh Noelleen. Bukankah 90% pembunuhan dilingkungan keluarga dilakukan oleh orang terdekat?" sebut Sidney.Apalagi sebagai pengumpul materi, Noelleen bisa disebut sangat berhasil. "Tapipolisi yakin, pembunuh putriku adalah orang yang telah lama mengincar nyawanya.Niat orang jahat itu cuma satu, membunuh. Walaupun begitu, pikiran-pikiran danteori-teori tentang siapa sebenarnya pembunuh Noelleen tetap menggangguku. Akunyaris putus asa, karena taktahu mana yang harus dipercaya.""Menuduh Roger sebagai pembunuh Noelleen sungguh sebuah ide gila. Rogersendiri akhirnya menikah kembali dan memiliki dua anak. Belakangan aku tahu,selama beberapa tahun Roger sempat putus asa berat. Mungkin jauh lebih berat dariaku. Syukurlah akhirnya dia bisa membangun hidupnya kembali. Aku menganggap,Roger sebagai korban lain dari kejahatan yang dilakukan pembunuh Noelleen."Tertunda 15 tahunHebatnya, ketika sebagian besar penegak hukum, kerabat, dan teman sejawatNoelleen mulai putus asa,"Noelleen" sendiri ternyata tak pernah menyerah. Limabelas tahun kemudian, lewat detektif muda nan enerjik (perempuan pula), LauraHeilig, arwah Noelleen bak bangkit kembali menerangi kiprah para polisi. Saat sadarbahwa Noelleen tengah merintis penelitian tentang DNA di saat menjelangkematiannya, emosi Heilig tergerak. Ia menekuni arsip dan barang bukti kasuspembunuhan Noelleen."Wanita ini betul-betul luar biasa. Sebagai peneliti DNA dia percaya, tak adakejahatan abadi di muka Bumi. Dia juga tahu, Strappa penjahat licik yang sulitditangkap. Itu sebabnya, dengan sadar dia melakukan perlawanan, agar tersediacukup barang bukti untuk menggiring Strappa ke penjara. Dan yang paling penting,dia yakin suatu saat penelitian yang pernah dirintisnya akan membuahkanhasil
Meski untuk itu, butuh waktu belasan tahun. Hhughh," Heilig melenguh sekeraslembu.Tak lama kemudian, dia meraih gagang telepon dan menghubungi SidneyGreenwood.81"Apa kabar, Pak Greenwood?" sapa Heilig."Kabar baik. Ada kabar apa detektif? Maaf kalau saya lupa nama Anda. Maklum,selama 15 tahun, banyak sekali polisi yang menelepon ke sini.""Saya Heilig, Pak.""Ooooh, detektif Heilig. Ada apa rupanya?""Saya berharap, berita ini bisa sedikit melegakan hati Anda. Setelah membaca arsiparsipNyonya Noelleen yang selama bertahun-tahun tersimpan rapi di ruang bawahtanah, saya jadi merasa sangat mengenal putri Anda. Saya sangat mengaguminya.Dia telah merintis banyak penelitian tentang DNA. Dan saya rasa, di situlah letakpetunjuknya. Putri Anda dengan cemerlang mengajari saya cara menangkappembunuh keji yang telah merenggut nyawanya. Saya sebenarnya enggan bilang ini,tapi jujur saja, arwahnya seperti menginspirasi saya, Pak.""He-he-he. Nak, kadang saya pun merasakan, dia belum benar-benar pergimeninggalkan kita." "Pak Sidney, saya yakin dengan sedikit pendekatan ilmiah,sampel organik yang dulu diambil dari jari dan kuku putri Anda bisa menjadi petunjukpenting.""Lewat proses pemisahan DNA?""Anda tahu juga?""Dulu Noelleen suka bercerita. Dia sangat mencintai DNA-nya.""Dan berkat proyeknya dulu, kini kita bisa melangkah lebihmaju."Heilig menunggu reaksi lebih lanjut dari Sidney. Namun, tak terdengar suara apa pundi seberang sana. Kakek yang tinggal di rumah besar milik Nolleen itu tampaknyatengah jatuh dalam lamunan. Tanpa sadar, Heilig pun jadi ikut melamun. Polisi yangmasih duduk di sekolah menengah ketika Noelleen terbunuh itu, seperti kebanyakanpolisi generasi terkini San Diego, meyakini banyak kasus bisa dipecahkan denganpendekatan science.Barangkali itu sebabnya dia mengkhususkan diri pada kasus-kasus lawas yang dulutak sempat terpecahkan. Misteri kematian Noelleen menjadi kasus lawas pertamadiSan Diego yang arsipnya dibuka kembali. Setelah beberapa pekan bekerja keras
polisi berhasil menelurkan profil atau skema DNA utuh, seraya menampilkan 15tanda kesamaan dengan sampel DNA dari darah Julio Strappa.Heilig tersenyum lebar. "Mari kita jemput pembunuh yang hilang itu di apartemennya.Noelleen telah menunggu 15 tahun untuk mendapat keadilan yang pernah kitajanjikan. Kali ini, arwahnya akan menyaksikan sendiri, Strappa tak bisa lagimengelak dari ancaman hukuman mati. Keadilan memang cuma soal waktu!"(Kisah nyata/Rahartati Bambang Haryo)