watch sexy videos at nza-vids!
JEJAK PORSCHE YANG MENGECOH

Ruang kerja Komisaris Bert Dusch di salah satu sudut kantor kepolisian KotaTuebingen tidaklah terlalu besar. Ukurannya sama seperti ruang kerja penyelidikkepolisian di Jerman pada umumnya. Sebuah meja kerja mendominasi bagiantengah ruangan. Satu lemari kaca berukuran sedang diletakkan merapat ke dinding,bersebelahan dengan dua filing cabinet di sisinya.Beberapa pekan terakhir, ruangan itu terasa semakin sesak oleh tumpukan arsip diatas meja. Arsip yang tampakmulai lusuh itu berisikan catatan-catatan penyelidikanpembunuhan, seperti laporandari TKP, keterangan saksi, hasil tes laboratorium,termasuk foto-foto korban. Semuanya hanya memuat satu kasus yang masihmisterius, yaitu pembunuhan Andrea Bergmeir.Dusch memang baru saja mendapat "warisan", sebuah kasus pembunuhan keji yangterjadi sepuluh tahun lalu, dan belum terpecahkan hingga kini. Kasus yang benarbenarmenguras energi para detektif sejawatnya di wilayah kepolisian kawasanJerman bagian selatan. Bahkan sempat ikut merepotkan polisi di kota-kota besar lain,Munich misalnya. Dusch sendiri yang minta ditugasi menuntaskan X-file itu."Kalausaja aku bisa memecahkan teka-teki ini," cetusnya dalam hati.Sejak saat itu, di sela-sela tugas rutinnya, sang detektifmuda bak tak kenal lelah itumenekuni fakta demi fakta dari setiap laporan yang dibacanya. Matanya mencobamenelusuri celah-celah dari penyelidikan. Mengamati lembar demi lembar setiap foto.Terus membaca dan menganalisis, untuk mendapatkan kemungkinan adanyasesuatu yang terlewatkan dari para penyelidik sebelumnyaRencana ke MunichSatu hari di penghujung 1992mungkin merupakan hari yang tidak akan pernahdilupakan Dietmar U. sepanjang hidupnya. Kala itu,sekitar pukul 14.00, pemuda asalMunich ini menjemput kekasihnya, Andrea, di apartemennya di Tuebingen.26Pasangan muda yang tengah dimabuk cinta itu sudah janjian akan merayakanmalam tahun baru bersama dipondokan teman mereka di Danau Starnberg.Sesampainya di apartemen Andrea, Dietmar tidak
menaruh curiga ataumembayangkan sesuatu bakal terjadi terhadap pacarnya. Namun, ia mulaibertanyatanya dan khawatir, saat ketukannya berkali-kali tidak mendapat jawabandari sang empunya apartemen. Tidak pernah ia mendapat sambutan sedingin ini.Apalagi sebelumnya mereka sudah berjanji untuk bertemu. Tidak mungkin Andreapergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan.Karena sudah sering berkunjung ke tempat itu, Dietmar tak mendapat kesulitanmasuk. Namun, ia begitu terkejut dan sejenak terbengong, tak tahu harus berbuatapa, begitu mendapati kekasihnya sudah menjadi mayat. Kondisi Andrea sangatmengenaskan. Lehernya nyaris putus akibat sayatan benda tajam. Darahnyamenggenang di lantai, sepertipemandangan yang lazim ditemui di rumahpemotongan hewan.Bajunya terbuka di beberapabagian. Awam sekalipun akan mudah menebak, selaindibunuh, korban tampaknya juga diperkosa secara brutal.Sebelum tewas, Andreadiduga melakukan perlawanan keras. Ini terlihatdari beberapa goresan benda tajamdi tangannya. Sialnya, hampirtidak ada bukti-bukti yang mengindikasikan siapapelaku kejahatan biadab itu. Tak ada kerusakan di sekitar TKP. Pintu pun tidaktampak dijebol.Dietmar terlihat terduduk lesusembari menangis di salah satu sudut apartemen,ketika polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Mereka langsungmelakukan proses pemeriksaan awal dan mengamankan tempat itu dari kerumunanorang banyak dengan menempatkan garis polisi. Meski masih dirundung sedih,takpelak Dietmar adalah orang pertama yang dicurigai. Polisi mengembangkan dugaan,seandainya saja pasangan itu telah bertengkar. Dugaan yang sebenarnya tidakbegitu kuat, karena tiga hari sebelumnya mereka baru saja berlibur di Teneriffa,salah satu pulau terbesar di Canary Island."Tak mungkin, sama sekali tak mungkin. Hubungan kami selama ini baik-baik saja.Saya sangat mencintainya," tegas Dietmar dengan mata nanar. Dietmar jugabercerita, Andrea sebenarnya sudah berencana pindah ke Munich. Sayang, rencanabesarnya itu keburu gagal
karena kejadian mengerikan ini."Atas dasar ap a kami harus mempercayai keterangan Anda?" potong seorangdetektif. ]"Sebab, saya memang tidak melakukannya," balas Dietmar, yang tampakmulai kesal.Pemeriksaan memang berjalan sangat menjemukan.Berjam-jam Dietmar harusmenjawab pertanyaan para detektif dengan pola pertanyaan yang nyaris selaluberulang. Polisi berharap, Dietmar tidak konsisten dan membuka kebohongannya.Bahkan kuku jarinya ikut diperiksa. Penyelidik juga menanyai kenalan-kenalanAndrea dan Dietmar di Munich.Keterangan mereka rata-ratamembenarkanpengakuan Dietmar.Selain memeriksa Dietmar, hanya berselang 40 menit sejak penemuan mayat, polisijuga menahan seorang pemuda berusia 22 tahun, bernama Oliver Zelt. Pemuda inidicurigai karena berkeliaran di sekitar TKP dan saat digeledah, polisi menemukansebilah pisau di sakunya. Yang membuat polisi setempat lebih curiga, bajunyaternyata penuh dengan noda-noda mirip dengan noda darah.27Zelt memang sempat diinterogasi, tapi hanya sekitar tujuh jam, sebelum akhirnyadibebaskan. Noda-noda di baju, yang diduga polisi sebagai noda darah itu, ternyatahanyalah kotoran bekas tanah. Zelt yang memang suka membawa pisau ke manamanasedang apes, karena kebetulan berada di sekitar apartemen Andrea.Jejak PorscheSelain berpenampilan menarik, Andrea Bergmeir dikenang oleh para tetangganyasebagai perempuan baik-baikdan tidak pernah berbuat macam-macam. Satu lagiyang diingat para tetangga, Andrea juga doyan berolahraga. Beberapa orangmengaku mengenal Andrea dengan baik, karena ia sering joging di kawasan sekitartempat tinggalnya di daerah Nehren.Perempuan yang bekerja sebagai arsitek itu sudah berhubungan dengan Dietmarsetahun lebih. Tepatnya sejak November 1991, ketikakeduanya bertemu di Munich.Sepengetahuan teman-temannya, hubungan kedua sejoli itu baik-baik saja. Malahkelihatannya sudah menjuruske arah yang lebih serius, karena - seperti dituturkanjuga oleh Dietmar - dalam waktu dekat Andrea berencana pindah ke kota tempat
tinggal kekasihnya itu, Munich.Karena kesenangannya berolahraga, Andrea juga menjadi anggota klub kebugaranPegasus, tak jauh dari tempat tinggalnya.Dari tempat itu pula, polisi menemukan informasi tentangkeberadaan mobil Porsche.Sebuah petunjuk yang kemudian menjadi rangkaian besar pada kasus ini. Tiba-tibasaja, banyak orang merasa pernah melihat Andrea dan mobil mewah itu di manamana.Seorang perempuan penjaga kafetaria, misalnya, mengakupernah melihat sebuahPorsche diparkir di depan klub kebugaran pada malam pembunuhan. Perempuanyang kebetulan juga kenal dengan Andrea itu begitu yakin bercerita tentang ciri-cirimobil itu, karena ia sempat melewatinya. "Porsche 944, saya yakin sekali itu Porsche944. Catnya putih dengan nomor polisi Munich," jelas si penjaga kafetaria yangenggan disebut namanya.Polisi berusaha mengembangkan informasi ini.Tetangga di sekitar pun ditanyai,kalau-kalau ada yang mendapat kunjungan seseorang bermobil Porsche. Namun,tak ada yang mau membuka mulut. Ketika polisi menyebarkan perintah penyelidikanterhadap mobil Porsche, khususnya yang berasal dariMunich, tiba-tiba banyakorang yang menyatakan"pernah melihatnya".Para saksi yang sempat memberi keterangan pada polisi setidaknya membenarkankeberadaan mobil itu di sekitar Nehren pada hari pembunuhan. Bahkan salah satusaksi terkuat, yaitu rekan kerja Andrea, pernah melihatrekannya itu di Tuebingen, didalam sebuah Porsche 911 berwarna hitam dengan pelat nomor Munich.Seorang pengunjung di Pegasus juga ingat, pada malam peristiwa itu ia sepertinyamelihat sebuah Porsche diparkir di depan klub kebugaran. Setelah itu, salahseorangtetangga mengaku, pada awalDesember melihat Andrea turun dari sebuah Porscheberpelat nomor Munich. Warna mobilnya cokelat tua.Para detektif saat itu yakin sekali, keberadaan mobil mewah bikinan Jerman itutampaknya akan menjadi kunci penyelidikan. Sebuah keyakinan yang sangatberalasan. Sampai saat itu, sudah ada sekitar 31 petunjuk yang mengarah ke mobilitu, meski ada
kesimpangsiuran soal warnanya. "Kami tidak menyangka, bahwa di28kota itu (Munich) ternyata ada banyak sekali mobil Porsche," kata Wolfgang Wenzel,juru bicara kepolisian dalam pernyataannya.Dari rangkuman keterangan para saksi mata, polisi kembali mengembangkaninformasi tentang Porsche. Menurut data yang diperoleh dari DepartemenTransportasi Jerman diketahui, sedikitnya ada sekitar 3.664 pemilik Porsche.Merasa"kesaksian" si mobil Porsche amat sangat dibutuhkan, polisi bertekad menanyakanalibi setiap pemiliknya satu per satu. Di mana dan apa yang mereka lakukan padasaat peristiwa pembunuhan. Tentu saja, sebuah pekerjaan besar!Tolak periksa DNANiat polisi untuk membongkarkasus Andrea memang begitubesar. Buktinya, setiappemilik Porsche di Munich tak luput dari pemeriksaan. Tanpa pandang bulu. Jikamendapati hal-hal yang mencurigakan atau muncul keraguan, mereka tak seganseganmelakukan tes DNA dari sampel darah. Hasilnya, tak kurang dari 900 pemilikPorsche menjalani tes darah. Saat itu tes DNA melalui air liur belum dilakukan.Karena Porsche tergolong kendaraan mewah yang hanya dimiliki kalangan tertentu,orang-orang yang dicurigai pun banyak yang berasal dari kalangan atas, termasuksejumlah selebriti. Salah satunya, bintang film Claude-Oliver Rudolph, yang seringberperan antagonis dalam film-film kriminal."Saat saya dipanggil pihak penyelidik, saya langsung menelepon pengacara saya,dan dia bilang, 'Oliver itu kewajibanmu sebagai warga negara'," kata bintang film itukepada wartawan, sambil tertawa-tawa. Buat sebagian orang, tindakan polisiterhadap Oliver dirasa keterlaluan. Sementara di mata Oliver sendiri, tindakan itusungguh menggelikan, kalau tak mau dibilang sangat lucu. Karena belakanganketahuan, ia sebenarnya tidak memiliki Porsche, tapi Ferrari.Tindakan polisi yang berlebihan itu tak pelak mendapat reaksi keras dari masyarakat.Seorang pakar kendaraan dari Munich bahkan menolak diperiksa. Ia tidak melihatadanya alasan harus dilibatkan dalam masalah itu.
Pengacara sang pakar, WalterSattler, bahkan melakukan naik banding ke pengadilan pusat untuk menghindari tesdarah yang diminta pengadilan Kota Tuebingen. Dalam vonisnya, pengadilan pusatmenyatakan polisi tidak berhak melakukan analisis DNA dalam kondisi kecurigaansekecil apa pun.Orang penting lain yang tak luput dari pemeriksaan adalah mantan MenteriPerhubungan negara bagian Baden-Wuerttemberg, Herman Schauffler. Schaufferdidatangi polisi, karena laporan seorang teman pria Andrea, yang mengaku pernahmelihat adanya hubungan khusus antara Andrea dengan tokoh politik itu pada suatupameran di Kota Hannover.Dengan jumlah saksi mencapai ribuan orang, kasus Andrea begitu menyita energipolisi. Sampai Januari 1999, telah dilakukan sebanyak 1.114tes darah dan hampir4.000 orang diperiksa alibinya. Arsip-arsip penyelidikan, jika ditumpuk dapatmencapai sepuluh map tebalnya. Belum termasuk map-map lain yang berisi catatanjejak-jejak tersangka pembunuh.Tapi semua itu ternyata belum cukup. Pada 22 Januari1999, dengan perasaankecewa, Kepala Komisaris Kriminalitas Tuebingen memutuskan untuk menutupkasus itu. Tak seorang pun berani mengecam komisaris yang telah kehabisan akalitu. Pasalnya, mereka yang hendak mengecam juga ikut habis akal.29Petunjuk air liurKini, tumpukan arsip-arsip lama itu berdiri tegak di depan Dusch. Setelahberminggu-minggu mengencani kertas-kertas berdebu itu, Dusch akhirnyamenemukan titik terang kasus Andrea. Dari catatan iamenemukan fakta, pada saatpembunuhan, pintu apartemen Andrea ternyata tidak dijebol. Bisa jadi Andreamengenal pembunuhnya. Jika tidak, si pembunuh dipastikanorang yang memilikikunci apartemen.Sebenarnya, dalam arsip termuat juga catatan pemeriksaan polisi terhadap pemilikapartemen. Di situ antara laindisebutkan, pemilik pernah memberikan kunci kepadawanita bernama Ute M., seorang petugas kebersihan tangga apartemen, yangbekerja seminggu sekali. April 2002, Dusch melangkahkan kakinya ke rumah Ute M.,yang terletak di pinggiran kota.
Rumah itu tampak sangat sederhana, bergaya kuno dengan cat tembok yang sudahkusam, tapi tetap terlihat bersih. Ia disambut baik oleh Juergen, suami Ut e. Saat itu,Ute sedang tidak berada di rumah."Ya, tentu saja saya ingat kasus Andrea Bergmeir," kata Juergen, tak lama setelahkeduanya mulai membuka pembicaraan sembari duduk di teras. Suara televisi dariruang tengah yang menyiarkan siaran olahraga, tampaknya sepakbola, terdengarkeras."Dia pribadi yang baik dan menarik," lanjut pria yang sudah tidak bekerja ini."Sayamengenalnya karena sering membantu Ute. Tugas saya membersihkan tangga."Saat berbicara dengan Dusch, Juergen tampak begitu tenang, dengan sebatangrokok tak henti-hentinya bermain-main di tangan."Apakah Anda bersedia menjalani tes air liur untuk
kepentingan pemeriksaan DNA?"tanya Dusch. Untuk membantumembongkar jalan buntu, ia memang bermaksudmemanfaatkan teknologi terkini, seperti pemeriksaan air liur ini. Siapa tahu, cocokdengan DNA tersangka."Apakah saya dicurigai?""Oh, ini hanya prosedur saja.Anda tahu kami melakukan tes seperti ini kepadasemua orang," Dusch berkataapa adanya."Baik," kata Juergen, sambil mengisap rokoknya kembali. Tak sedikit pun perasaanwaswas terlihat di wajahnya. Di alamat yang ditunjuk Dusch, Juergen lalu melakukantes air liur secara suka rela. Ia cukup patuh melakukan semua proses pemeriksaanyang diminta Dusch. Dusch sendiri sebenarnya tidak berharap banyak pada tes-tesseperti itu. Sudah ribuan tes dilakukan, tapi tetap saja tidak menghasilkan apa-apa.Namun, kesabaran Dusch belakangan berbuah manis. Hasil tes air liur Juergensungguh di luar dugaan. Tanggal 8 Juli 2002, Dusch mendapat kabar yang diimpiimpikannyaselama ini. Kantor polisi Tuebingen resmi mendapat pemberitahuan,hasil tes air liur terhadap Juergen ternyata identik dengan "jejak pembunuh" denganrekomendasi "sangat mungkin!"Mendengar berita itu, Dusch sedikit bergetar. Perasaannya saat itu betul-betul takkeruan. Mirip orang menemukan jarum yang terselip di antara tumpukan jeramiselama sepuluh tahun. Apalagi peluang keberhasilantes itu adalah satu dibandinglima miliar! Tanpa banyak membuang waktu, malam itu juga Juergen ditangkap30tanpa perlawanan berarti. Esok harinya, tanpa pemeriksaan yang berbelit, pembunuhyang sukses buron selama bertahun-tahun itu mengakui perbuatannya.Ketika Dusch masih tak percaya pada apa yang terjadi, berita penahanan Juergentelah menjadi berita besar di Jerman!Hilang nafsu makanBulan Mei 2003, kasus Juergen mulai disidangkan di pengadilan Kota Tuebingen.Persidangan itu mendapat perhatian besar dari media cetak maupun elektronik.Maklum, selama ini pers juga ikut berspekulasi tentang kemungkinan pembunuhAndrea, sehingga beberapa sempat diisukan terlibat, bahkan telanjur dicurigai
secara tak resmi. Inilah saatnya menyaksikan sang pembunuh yang sebenarnya.Di ruang pengadilan, sosok pembunuh keji yang selama ini dicari bisa disaksikandengan jelas. Juergen yang kini berusia 44 tahun terlihat jauh lebih kurusdibandingkan dengan sebelum ditangkap. Berat badannya susut sampai tinggal 41kg. Lelaki pensiunan itu rupanya sangat terpukul. Dia nyaris tidak makan apa punsejak masuk bui. Hakim juga sempat prihatin melihat kondisinya."Saya sudah tidak punya selera makan lagi, Pak Hakim," katanya singkat.Tak jauh dari posisi Juergen,seorang wanita duduk memperhatikannya denganberurai air mata. Perempuan berusia 54 tahun itu adalah Christel Bergmeir, yangingin sekali melihat langsung wajah pembunuh anaknya. Dia menatap dalam-dalamtubuh kurus kering yang selalu memalingkan muka saat ditatap itu."Dia yang memulainya," ceritaJuergen perihal awal hubungannya dengan Andrea."Dia yang mengajak berkenalan. Sebagai lelaki, saya tentu tidak bisa menolak.Apalagi harus saya akui, dia cantik dan menarik."Masih menurut Juergen, setelah perkenalan itu, keduanya jadi sering bertemu.Bahkan kemudian terjadi hubungan gelap antar keduanya. Gadis muda itudigambarkannya sebagai perempuan haus seks, selaluingin melakukan hubunganintim dengan lelaki mana pun. Suatu hari, entah apa alasannya, Andrea hendakmembeberkan semua perbuatan mereka kepada Ute. Tentu saja Juergen panik."Apalagi saat itu Andrea terus mengancam. Hari itu saya benar-benar kehilanganakal. Terpaksa saya membunuhnya," tutur Juergen sambil berlinang air mata.Sebuah cerita yang aneh. Namun, itulah kisah yang dipercayai pengadilan Tuebigen.Cerita yang membuat Juergenhanya dijatuhi hukuman penjara 11 tahun, yanglangsung diterima tanpa mengajukan banding. Hakim mengesampingkan cerita versilain yang berkembang di luar pengadilan bahwa pria itu diduga menyelinap masuk,lalu memperkosa Andrea.Versi mana yang lebih mendekati kejadian sebenarnya, tentu hanya Juergen yangtahu. Selama bertahuntahun ia luput dari penyelidikan
polisi, cuma karena paradetektif sangat terpengaruh oleh cerita tentang pengendara Porsche misterius.Beruntung Dusch akhirnya dapat membuktikan, pembunuh Andrea bukanlahpengendara Porsche, tapi hanyalah seorang pemilik VWGolf.Teman-teman Juergen bahkan ingat, terdakwa sempat berkomentar saat mediamassa gencar memberitakan soal pembunuhan Andrea."Saya tidak yakin, kalaupembunuhnya menggunakan Porsche." Komentar yang baru terbukti sepuluh tahunkemudian.(Kisah Nyata/PhilippMausshardt/Marina/Tj)