watch sexy videos at nza-vids!
GARA-GARA PATAH HATI

Alpine Manor, panti jompo lokal di Grand Rapids, Michigan, tahun 1986. Mataseorang penyelia memicing. Cathy, yang ditatap begitu tajam, jadi grogi."Jadi, suami meninggalkan Anda bersama seorang anak?"Dengan menunduk, Cathy mengangguk lemah. Wajahnya mendung, hampirmenangis. Padahal, hatinya terbahak, menertawai Kenneth - suaminya - yang pastitengah repot mengasuh putri tunggal mereka."Baik, Anda diterima bekerja. Mulai hari ini."Cathy terbelalak. Tubuhnya yang berbobot 198 kg berguncang. Syukurlah, ia sudahbosan menganggur lama.129Ia segera bekerja sebagai pembantu perawat di panti dengan lebih dari 200 kamartidur, masing-masing berisi dua pasien. Sebagian besar pasien menderita penyakitAlzheimer atau penyakit otak organik lainnya. Sebagian lainmenderita sklerosisganda atau arthritis parah.Agak ragu dan tersipu, Cathymemulai kerja. Oleh rekan-rekan kerjanya mungkin iadianggap terlalu sopan, atau bahkan kurang percaya diri, lantaran ia memilih makansendirian, terpisah dari yanglainnya.Luka batinMata Cathy tertanam ke televisi, ketika Kenneth pulang bekerja pukul enam sore.Pria pendiam itu hanya bisa menarik napas dalam. Ia mendapati rumah mereka amatberantakan. Piring dan gelas kotor berserakan, bungkus snacks dan baju kotortertebar di lantai. Sementara Cathy - sang nyonya rumah - asyik menikmati operasabun di televisi sambil terusmengunyah junkfood."Aku benci tugas rumah tangga!" Itu kalimat yang selalu disiramkan Cathy ke telingaKen, setiap kali ia ditegur. Karenanya, tanpa banyak cakap, Ken membereskanrumah, lalu mengurus putri tunggal mereka, Mary, yang juga terbengkelai.Perkawinan mereka memang berliku. Kenneth Wood baru 19 tahun ketika CatherineMay Carpenter alias Cathy yang baru 16 tahun"menembak"nya."Pilih aku atau hobimu!" begitu katanya.Belum habis kaget Ken, tiba-tiba mereka sudah berpacaran. Cathy, kelahiran tahun1962 di Michigan, AS, di mata Ken, gadis yang unik. Ia lahir di tengah keluargakurang harmonis. Ayahnya
seorang sopir truk gudang yang pernah bekerja diVietnam, dan ibunya petugas pembukuan.Sang ayah yang pemabuk berat sering memukulinya dan selalu mengatainya "sigemuk".Tumbuh tanpa belaian kasih sayang, Cathy pun kurang dicintai ibunya. Sebagaianak tertua, begitu banyak pekerjaan yang harus ia tangani. Termasuk merawat duaadiknya.Itu sebabnya, Cathy lebih suka mengurung diri di kamarketimbang bergaul denganteman sebaya. Untuk mengendurkan stres, Cathy sering ngemil dan makan dalamjumlah banyak. Akibatnya, badannya terus memuai.Ken mengenal Cathy sudah dalam keadaan overweight. Namun, ia melihat gadis iniamat haus kasih sayang. Kenmerasa iba, ingin sekali ia mengisi kekosonganjiwanya. Ia berharap, bisa memberi Cathy sedikit kebahagiaan.Ketika Cathy mengaku hamil, Ken pun amat gembira. Mereka putuskan segeramenikah, pada Agustus 1979.Usia Ken waktu itu 20, sedangkan Cathy 17. Kenbekerja di pabrik mobil, lalu melanjutkan sekolah hingga menjelang kelahirananaknya.Yang agak disayangkan, Cathy kurang memiliki rasa keibuan terhadap putri mereka.Jika si anak sakit, Cathy mengabaikan penyakit anaknya. Ia malah sibukmenyalahkan si mungil Mary yang dianggapnya tak bisa menjaga kesehatan. Kenmerasa tak ada gunanya menegur Cathy, sebab yang terjadi kemudian pasti perangmulut.130Ken berusaha memahami masa lalu Cathy yang menorehkan luka batin hingga saatitu. Walau Cathy kurang lembut hati, malah cenderung kasar, Ken tetapmencintainya.Kekasih baruSedemikian bergairah Cathy bekerja, sehingga dalam beberapa bulan saja beratnyamenguap jadi tinggal 132 kg. Herannya, kenapa ia jadi pesolek? Penampilannya punberubah. Rambutnya dicat warna platinum. Ia juga suka membeli baju baru dan agakganjen.Namun, di balik tampilan barudan kesigapannya bekerja, Cathy tak bisamenyembunyikan kekasaran jiwanya. Terutama dalam menangani pasien. Pernah,penyelia memanggilnya."Cathy, ada pasien mengeluhkan pelayananmu.""Oh ya, akan kuperbaiki sikapku," sahutnya enteng seraya melenggang pergi bakselebriti.
Sulit mengukur perilaku buruk apa yan g telah diubah Cathy. Bahkan, ia melakukanlagi apa yang dulu pernah mengisi masa remajanya - yakni berhubungan seksualdengan teman sejenis. Ia menjalin hubungan lesbian dengan rekan kerjanya.Sekali dua ia berhasil menarik wanita ke dalam pelukannya. Rupanya, itu telahmenggembungkan egonya sedemikian rupa. Ia mengira, dirinya sedemikianmenggoda bagi wanita lesbi lainnya, yang kebetulan bekerja bersamanya.Hanya dalam bilangan minggu ia betah memberi dan menerima kehangatan dariseorang wanita. Selaiknya para pria pencumbu, demikianpula perilaku Cathy.Setelah puas mereguk habis madu sang kekasih, ia akan mencampakkannya.Selanjutnya, ia siap berburu wanita lain yang lebih menggairahkan.Dengan penuh percaya diri, cukup dengan mengedipkan mata, wanita buruannyalangsung paham maksudnya. Dengan bujuk rayu sekadarnya, biasanya wanitaitulangsung lumat dalam dadanya yang besar dan lebar.Apakah perilakunya mengimbas hingga ke rumah?Tentu. Ken merasakan perubahan itu. Entah sudah berapa bulan mereka takberhubungan suami-istri. Cathy seperti sudah mati gairah. Dari salah satu karyawanpanti jompo Ken mendengar istrinya terlibat sejumlah percintaan sejenis. Ia tak dapatberbuat apa pun untuk membendungnya. Karena lebih membela keutuhan rumahtangga, ia biarkan istrinya dengan segala polahnya itu. Juga ketika Cathy mulaiminum alkohol dan kerap mabuk di rumah.Cathy lepas kendali. Di rumahjompo maupun di rumah, tak ada lagi yang bisa"memegang" dirinya. Bukan saja berlaku bak primadona, di tempat kerja pun ia mulaimenggunakan kekuasaan.Terhadap rekan kerja yang dibencinya, entah karena menolak diajak bercinta atauoleh sebab lain, ia menumpahkan air ke selimut pasien mereka. Ia lalu melaporkanke penyelia bahwa tempat tidur pasien basah karena ompol, tapi petugas yangbertanggung jawab tidak menggantinya.131Bualannya berhasil, sebab kemudian lawannya itu mendapat peringatan keras.Cathy menyeringai sinis saat lewat di depannya. "Aku menang," sorak hatinya.
Entah apa yang merasuki Cathy hingga ia merasa amat puas bila melihat orang lainhancur tak berdaya oleh"power" yang dimilikinya. Takseorang pun koleganya beranimacam-macam padanya.Demikian pula para pasien, mereka melihat Cathy seperti melihat monster. Maka, iapun makin leluasa menanamkan pengaruh pada lingkungan kerja yang mentaldanemosinya sudah ia rapuhkan.Hingga pada suatu siang ....Cathy tengah rebahan di ranjang, ketika penyelia mengetuk kamarnya."Ini Gwen. Pembantu perawat baru. Ia akan sekamar denganmu."Setengah mengangguk, tanpabanyak bicara Cathy langsung membuka lemaripakaian. Setelah penyelia pergi, Gwen beringsut mengurai isi kopornya. Ia merasacanggung karena pandangan mata Cathy seperti menelanjangi dirinya."Siapa namamu?""Gwendolin Gail Graham.""Usiamu?" "Dua puluh tiga tahun. Aku lahir di Santa Monica, 1963."Beberapa menit kemudian, mereka sudah akrab. Gwen bercerita, ia anak sulung daritiga bersaudara. Ketika berusia 22 tahun, ibunya yang miskin sudah memiliki tigaanak balita. Sementara itu ayahnya jarang di rumah karena pekerjaannya. Linda,ibunya, biasa memukuli anak-anak-nya dengan sabuk."Waktu umurku 18 bulan, ibu sering menyabetiku dengan kabel listrik," kata Gwengetir.Adapun Mack, ayah Gwen, kerap berganti pekerjaan. Kerja serabutan memaksa istridan kelima anaknya berpindah-pindah ke seluruhKalifornia. Sikapnya cukup keraspada anak-anak. Tak pernahia menggendong anaknya yang menangis."Lihat, di lenganku banyak bekas luka sundutan rokok ayahku." Selama beberapatahun, Gwen sering mendapatserangan seksual dari ayahnya. Untuk melepaskansiksaan emosi, Gwen pun sering menyakiti dirinya sendiri.Cathy terpaku. Bukan oleh isicerita Gwen, melainkan oleh gerakan bibir tipis gadismanis itu saat bercerita. Acapkali matanya menyapu goyangan dada Gwen saatdiguncang emosi.Cathy tak perlu menunggu lama. Ketika Gwen mulai terisak, sudah cukup alasanbaginya untuk memeluk tubuhnya. Sambil pura-pura berempati, ia leluasa menjamahdan menekan tubuh Gwen.
Cathy hanya butuh waktu sehari untuk memikat Gwen menjadi kekasih baru nya.Namun, Cathy sedikit tercengang mendapati Gwen pun cukup mahir berpasangandengannya.132Ternyata, sedari umur 17, Gwen sudah bertualang. Bahkan pernah tinggal bersamaseorang wanita berumur 20 tahun, yang amat mencintainya. Pasangan itu seringminum sampai mabuk dan terkadang juga saling berkelahi."Pacar saya itu mendapat pekerjaan di Grand Rapids. Sejak sebulan lalu kamiputus," adu Gwen.Cathy menanggapi dengan pelukan.Usir suamiHanya seminggu Gwen bekerja dengan baik. Ia amat telaten merawat para lansia.Rambutnya yang kemerahan dengan senyuman manis dan lugu, membuat paranenek teringat cucu mereka. Gwen disenangi hampir seluruh penghuni.Namun, ketika dengan amat posesif Cathy "menguasai" Gwen, tampak sekalikekecewaan mereka. Setiap kali pasangan ini masuk ke kamar penghuni, parasepuh itu memandang cemas - bahkan ada yang sangat ketakutan, seolah disatronimonster.Dengan mesra mereka menutup pintu kamar, hal yang melanggar peraturan pantijompo itu. Sambil saling berbisik dan cekikikan, mereka membersihkan danmengurus pasien. Bahkan, gilanya, ketika memandikan pasien usia lanjut itu, merekaberdua pura-pura melakukanaktivitas bercinta. Tindakan serupa pun dilakukan diruang tunggu perawat.Mereka memang sangat keterlaluan. Apalagi ketika Cathy menceritakan affair-nya itupada Ken. Bukan skandal itu yang menyentak Ken, melainkan ucapan Cathy ...."Aku serius dengan Gwen. Kuminta kau keluar dari rumah ini, karena aku dan Gwenakan tinggal bersama di sini!""Kamu gila?" sembur Ken."Benar. Aku gila asmara. Pergilah kau!"Dengan amat marah, Ken membopong Mary pergi."Ingat Cathy, suatu saat kau akan menyesali keputusanmuini!"Cathy membalas dengan seringai. Tak sampai sejam kemudian, Gwen sudah beradadi sana. Mereka hidup seataptak ubahnya suami-istri. Keduanya sedemikiankekanak-kanakan, mengekspresikan cinta dengan saling berbalas puisi yang burukkualitas, serta saling meninggalkan pesan cinta
pada mesin penjawab telepon.Persis remaja kasmaran.Karena kerekatan itu mengganggu suasana kerja, seorang penyelia berusahamemisahkan mereka berdua dengan menerapkan sistem shift. Namun, keduanya takmematuhinya. Ketika pasangan ini bekerja secara terpisah, mereka pun seringbertukar tugas dengan pembantu perawat lainnya, agar bisa selalu bersama.Kematian beruntunPernah, beberapa kali beberapa pasien mengadu pada pembantu perawat lainnya,bahwa mereka diancam dibunuh oleh seseorang. Namun, karena sebagian besarmenderita Alzheimer, maka tak ada perawat yang mau percaya pada mereka.Begitupun ketika seorang pasien kedapatan memar pada pergelangan tangan dan133kakinya, tak seorang pun pembantu perawat tertarik akan hal itu. Perawat hanyamelakukan tugas rutin. Celoteh mulut-mulut keriput itu cenderung segera merekalupakan.Apalagi maut memang bisa sewaktu-waktu menjemput para jompo itu.Contohnya, Marguerita Chambers (60) seorang nenek yang lima tahun sebelumnyadidiagnosis menderita Alzheimer, ditemukan tewas di tempat tidurnya pada Januari1987. Keluarganya terkejut akan kematian mendadak itu. Namun, karena nenekmalang itu masuk ke tempat ini dengan menyandang penyakit, maka kematiannyapun dianggap tinggal menunggu waktu saja.Sebulan kemudian, Februari 1987, Myrtle Luce juga meninggal dunia. Seorangperawat sempat memperhatikan hidung Myrtle Luce berdarah, tetapi ia mengiraakibat tekanan darah tinggi atau panasnya suhu di panti jompo. Dengan usia 95tahun dan berat badan yang terus menurun, siapa peduli akan penyebabkematiannya?Wanita ketiga yang tewas di ranjang adalah Mae Mason (79). Tak pula ada yangtertarik menyelidiki penyebabnya. Pihak keluargapun menganggap sebagai takdiryang sudah digariskan.Akhir Februari 1987, seorangpembantu perawat yang kurang disukai Cathy masukke kamar Belle Burkhard (74)untuk mengurus pasiennya itu. Ia terkejut melihatwanita tua itu tewas dengan lengan terlipat di balik tubuhnya. Memang ada memardikedua lengan itu, tapi mungkin itu karena Belle
sering mengalami serangan kejang.Tak ada yang serius menanggapinya, pihak keluarga juga sudah pasrah.Edith Coo k (80) yang sakit parah dan sering mendapat obat penenang. Kondisitubuhnya terlalu lemah untuk dirawat karena ia juga menderita gangrene. Iaditemukan meninggal dunia pada Maret 1987.Malah, suasana sepi dan tak nyaman itu diartikan oleh pasangan kasmaran Cathydan Gwen sebagai suasana yang amat romantis. Di dalam suasana itu, mereka kianerat berpagut. Tak terpisahkan. Bahkan mereka berjanji takkan pernah salingmeninggalkan.Namun, bukankah pohon cinta menjadi berbunga karena rasa cemburu?Kecemburuan itu kerap membuat cinta terasa makin indah. Pisau cemburu dikalangan cinta sejenis biasanya lebih tajam dari sembilu.Cathy dan Gwen juga
menggunakan cemburu sebagai lem perekat saat merekarujuk kembali. Hanya, selalu Cathy yang mencemburui Gwen, karena secara fisikGwen memang berdaya jual lebih tinggi. Tubuh, bibir, dankemanjaannya seringmembuat gemas - bukan hanya pria, melainkan juga wanita.Cathy pun jadi amat khawatir kehilangan Gwen. Terutama ketika ia mencurigai simanis itu sudah tak loyal lagi padanya. Hal itu terasa pada sikapnya yang mulaimelonggar, dan menghindari rujuk kembali.Ternyata benar, Gwen sedang melirik Robin, gadis semampai, pembantu perawatbaru di Alpine Manor. Cathy amat cemburu. Sebelumnya, biasanya ia yangmencampakkan kekasih. Kali ini ia yang dicampakkan. Mula-mula ia merasa rendahdiri, saat membandingkan dirinya dengan Robin. Ia muakdengan badan gemuknya.134Dari hari ke hari ia memergoki pasangan Gwen dan Robin semakin mesra.Berpegangan tangan dan saling mencumbu. Hatinya tertusuk raca cemburu, perihsekali.Hancurlah hidup Cathy ketika akhirnya Gwen dan Robin memutuskan pindah keTyler, Texas, pada April 1987. Mereka bekerja sebagai pembantu perawat, kali itumengurusi bayi. Selama beberapa bulan bekerja di sana, Gwen bekerja dengan baikdan manis.Bisikan rahasiaSepeninggal Gwen, Cathy menjadi pemurung dan penyendiri. Ia seperti kehilangangairah. Di rumah, sering ia menangis sendiri, menyesali nasibnya. Cathy butuhseseorang, yang bisa mendinginkan luka hatinya.Orang itu Kenneth.Ken datang tepat waktu. Melihat suaminya pulang ke rumah, Cathy langsungmenubruk dan meraung di dadanya. Seperti dulu, Ken lumer. Ia iba melihat keadaanistrinya. Setelah itu ia membawa si mungil Mary. Untuk pertama kalinya rumah itumenemukan kedamaian. Seluruh dinding, lantai, dan langit-langit merasakankeriangan penghuninya.Hingga tibalah pada suatu malam, bulan Agustus 1987, sebelum berangkat tidur,Ken mendapati istrinya terisak. Lembut ia memegang bahu Cathy. Saat itu, Cathymerasakan betapa tulus cintasuaminya, yang selama ini ia sia-siakan."Begitu sulitkah untukmu menerima kami kembali?"
suara Ken menelusup kalbu.Cathy menggeleng. Setelah berjuang keras mengalahkankeraguan, akhirnyabibirnya terkuak, "Aku takut kau tak percaya ...."Lalu Cathy membisikkan sesuatu ke telinga Ken.Cathy mengaku, pernah menekan hidung beberapa pasien yang terikat. Tentunya,itu pasti bukan tindakan seorang wanita yang pemalu. Ia juga mengakui, pernahmengguyur air sedingin es kemuka bayi perempuannya untuk mendiamkantangisnya.Ken tersentak. Memandangnya ragu. Sambil memejamkan mata, Cathymengangguk berkali-kali."Aku serius, Ken."Namun, Ken mengubur hal itu dalam-dalam. Ia merasa, istrinya baru mengalamikeguncangan hebat. Apalagi setelah beberapa bulan bersamanya kembali, iamerasakan Cathy masih mengalami ketidakseimbanganemosi, dingin, dan penuhdendam benci.Empat belas bulan lamanya Ken tak merasa tenang. Ia terus diganggu oleh apayang disampaikan Cathy malam itu. Tak tahan terus digigiti masalah itu, akhirnyahati nuraninya membawa langkahnya ke kantor polisi, pada Oktober 1988.Agak gugup, di depan polisi, dengan suara gemetar ia mengulangi kembalipernyataan Cathy.135Polisi bereaksi cepat. Cathy dijemput saat itu juga untuk dikonfrontir dengan laporansuaminya. Polisi tak perlu bersusah payah. Hanya dalam hitungan menit, denganenteng, seolah melepas beban berat dari batinnya, Cathy mengaku."Benar, pembunuhan itu dilakukan Gwen, sedang aku mengawasi pintu."Ia tak ingat lagi nama semua korban, tapi ia persempit masa periode kejadiannyacuma beberapa minggu. Ia memberi detail shift yang ia jalani bersama Gwen selamaperiode itu, serta siapa saja yang bertugas di tempat lain pada waktu bersamaan.Ketika diperiksa silang, informasi ini dibenarkan oleh catatan panti jompo. Tapi polisitak habis pikir, bahwa Cathy dan Gwen mengalami dan menikmati "kepuasan seks"yang spektakuler saat melakukan semua tindakan keji itu.Cathy setuju menjalani serangkaian uji kebohongan. Tapi ia terlihat menekankankedua kakinya kuat-kuat ke lantai ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu,
sebuah taktik yang konon dipakai untuk mengelabui detektor.Gwen langsung diciduk. Ia sama sekali tak berusaha berkelit. Ini memperlancar BAPpolisi.Cekikikan berantaiSeptember 1989. Dalam sidang pengadilan, Cathy Wood dituduh bersalahmelakukan pembunuhan tingkat dua. Ia pun setuju untuk bersaksi melawan GwenGraham.Ia mengaku, mereka berdua sepakat melakukan pembunuhan secara bergiliran. Jadi,masing-masing tak punya bukti yang saling melemahkansatu sama lain.Anehnya, ia mengatakan tak mampu terlibat dalam aksi pembunuhan itu. KetikaGwen mencekik korban pertama - Marguerite Chambers, Cathy mengakumemandang kearah lain sebelum pembunuhan selesai dilakukan."Saya hanya bisa mendengar- bukan melihat - sewaktu Gwen mencekik Myrtle Luce,Mae Mason, Edith Cook, dan Belle Burkhard. Malah Gwen bilang, ia terpaksamenekankan kedua lututnya kuat-kuat ke atas tubuh Belle, yang menyebabkan salahsatu lengannya memar," ucapCathy lantang.Diakui, Cathy tak ingin kehilangan Gwen, sehingga iaikut dalam pembunuhantersebut. Ia juga memberikan kesan, secara fisik ia takut akan pacarnya itu.Pengakuannya itu mendengungkan gumam hadirin sidang. Masa iya, Cathy yangberatnya 150 kg takut pada Gwen yang mungil?Salah seorang saksi pernah melihat, dalam suatu pertengkaran Cathy mengangkattubuh Gwen dan melemparkannya dengan kasar. Saksi yang lain pernah melihatGwen berkelahi dengan wanita lain. Bahkan, Gwen maupun Cathy pernahmenyerang suami Cathy, Ken,ketika ia datang ke rumah untuk mengambil pakaian.Dalam beberapa jam sidang, Gwen Graham dinyatakan bersalah atas semuatuduhan dan divonis hukuman seumur hidup berganda.Robin, pacar Gwen, marah. Kepada wartawan ia berteriak, "Gwen dituntut atasdasar kabar burung, dan hanya didasarkan pada kesaksian Cathy Wood."136Namun, Gwen sendiri pernah mengaku pada Robin, benar melakukan pembunuhanitu dan khawatir Cathy akan melaporkannya kepada yang berwajib. Namun, di depansidang, Gwen menarik ucapanitu, dan tak pernah mengaku terlibat dalampembunuhan.
Mata hukum tak pernah berkedip.Hukuman terhadap Gwen Graham membuang kemungkinan pembebasan bersyarat.Jadi, ia takkan pernah dibebaskan kecuali ada bukti baru yang akan membawa padapengadilan baru.Sebaliknya, Kenneth, suami Cathy, mati-matian berbicara di hadapan publik untukmembela istrinya.Bulan berikutnya, Cathy muncul di hadapan hakim KentCounty. Ia diganjar hukumanantara 20 - 40 tahun penjara. Namun, ia memohon agar tidak dikirim ke penjara yangsama dengan Gwen Graham. Ketika ternyata kemudian ia mendapati dirinya beradadi tempat yang sama bersamaGwen, ia menolak melakukan kontak mata denganmantan kekasihnya itu.Cathy Wood berhak atas pembebasan bersyarat setelah menjalani hukumankurungan selama 16 tahun. Tanggal pembebasan bersyarat bagi Cathy baru sahpada 2005.Nonfiksi/Carol Anne Davis/No