watch sexy videos at nza-vids!
DIBALIK DINDING KAMPUS

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Manusia memang tak pernah bisamenduga-duga peristiwa yang bakal menimpanya. Uniknya pula, di balik peristiwayang tampaknya membahagiakan, terkadang tersembunyi masalah pelik yang siapmenghadang. Bagaimanapun, kebaikan dan kebenaran tetap harus ditegakkan.Demikian pula nasib Richard Macris (19), mahasiswa New York University (NYU).Musim semi tahun 1977 ia serasa mendapat durian runtuh ketika terpilih menjadiasisten di la boratorium Dr. John Buettner-Janush, ketuajurusan antropologi. Iamemang sangat bangga karena untuk bisa bergabungdalam tim BJ, begitu ilmuwanterkenal itu acap disebut, harus melewati serangkaian tes yang bahkan lebih sulitketimbang ujian tulis formal disekolah.Macris dengan penuh semangat melakukan tugasnya - menganalisis sampel-sampeldarah. BJ amat dikenal di kalangan ilmuwan, terutama karena sebuah proyekpenelitian beberapa tahun sebelumnya. Penelitian biologis itu mampu menunjukkanhubungan antara protein darah pada lemur dengan kelompok kera pada tingkat yanglebih tinggi, misalnya gorila. Macris yakin, tugasnya kini berkaitan dengan penelitian147BJ yang sedang tertarik membandingkan faktor darah antara manusia denganmonyet.BJ meraih gelar B.A., B.S., danM.A. dari University of Chicago, sedangkan Ph.D-nyadari University of Michigan. Pengalaman mengajar didapatdengan memberikankuliah di Yale selama tujuh tahun. Pada masa-masa itu iamenulis buku teksantropologi yang amat terkenal, The Origins of Man.Kemudian ia pindah ke Duke University di North Carolina. Di sanalah ia melakukanpercobaan unik tentang hubungan darah antara lemur, monyet, dan manusia.Penelitian ini, menurut dia, bakal menjadi kunci jawaban tentang evolusi.Pada 1973, di usia 49 tahun, BJ sudah menjadi antropolog terkemuka, bukan hanyadi AS namun juga di dunia. Dana penelitian dari National Science Foundation (NSF)secara teratur mengalir deras. Dengan catatan akademis dan sejarah karier yangmeyakinkan itulah BJ
dianggap cukup pantas untuk�dibajak� oleh NYU. Tahun itu, iarela meninggalkan Duke gara-gara iming-iming fasilitas penelitian yang baru danmewah dengan nilai tak kurang dari AS $ 200.000.Lain cerita dengan Macris, anak keluarga Yunani ortodoks. Berasal darikalangan �biasa-biasa� saja, orang tuanya harus bekerja keras untuk dapatmengirimkannya ke perguruan tinggi. Syukurlah, melihat prestasinya mereka merasapengorbanan itu tidak sia-sia. Apalagi kini di laboratorium BJ, Macris optimis akanlebih mudah mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban orang tua.Rumor anehSayang, tak lama setelah bergabung dalam tim BJ, ia mendengar gosip yangmengganggu. Sejumlah asisten yang telah lama bekerja di situberbisik, �Sebenarnya BJ sama sekali tidak melakukan penelitian pada lemur.� Laluapa?Yang lebih membuatnya miris sekaligus penasaran, salah seorang mengingatkannyauntuk selalu mencuci tangan bersih-bersih seusai bekerjadi lab. �Materi yang kamupegang bisa membuatmu gila!� kata James, seorang asisten, dengan wajah serius.Meski awalnya tidak serius menanggapi, lama-kelamaan Macris terpengaruh juga.Gara-garanya, ia mengamati memang ada beberapa hal mencurigakan. Misalnyasaja beberapa kali ia melihat sejumlah mantan murid BJ, yang sudah lama lulus,datang berkunjung ke lab pada waktu yang tidak lazim, yakni malam hari.Perbincangan mereka denganBJ pun dilakukan dengan berbisik-bisik.Sampai suatu kali BJ meminta Macris datang pada hari Sabtu. Begitu ia tiba, BJsegera menutup semua pintu untuk pengamanan. Ia diberi tahu, mereka akanmembuat asam anasetil antranilat, calon LSD.Kecurigaannya mulai tumbuh. Jangan-jangan rumor itu benar. Karena penasaran,awal Februari 1979 Macris memberanikan diri bertanya kepada BJ apa sebenarnyayang sedang ia kerjakan.�Membuat obat saraf untuk lemur,� jawab BJ enteng.�Obat saraf seperti itu �kan sudah tersedia di pasar?��Benar, tapi obat yang diperdagangkan biasanya tidak cukup murni.�148Masuk akal juga, tetapi bisa juga rumor itu benar. Macris
memutuskan untukbertindak. Sadar ti dak mungkin bertindak sendiri, ia mencari orang yang tepat untukberkonsultasi. Pilihannya jatuh pada Dr. Clifford Jolly, antropolog yang bekerja di labyang bertetangga dengan labmereka.Jolly tampak kaget mendengarkan penuturan Macris. Meski begitu, Jolly mencobatidak terburu-buru mengambilkesimpulan.�Yang kamu lakukan cukup berisiko. Jika yang kamu katakan benar, berarti BJ telahmelanggar hukum. Ia akan menghadapi masalah besar. Sebaliknya, bila kecurigaanitu tidak benar, kamu yang akan menghadapi masalah besar,� tutur Jollymengingatkan.Jolly menasihati Macris untuk sementara waktu menyimpan semua kecurigaan itu.�Cobalah membuat catatan tentang semua percobaan yang kalian lakukan di lab,�lanjut Jolly sambil berjanji akan membantu mencari bukti.Dulu Jolly juga pengagum berat BJ. Pun pernah menjadianggota timnya. Bahkankesertaan dalam tim BJ itulah yang membawanya masuk ke dalam NYU. Jelas Jollymenyegani mantan bosnya, tapi beberapa waktu lalu ia merasakan ada yang anehdengan BJ, meski tidak menemukan apa penyebabnya.Semua bermula pada musim dingin 1978, ketika NSF tanpa dinyana-nyana menolakpermintaan bantuan dana BJ. Menurut pengakuan BJ pada Jolly, ia tidak khawatirkarena tahu banyak cara lainuntuk mendapatkan dana. Semula Jolly tidak terlalumemikirkan ucapan itu, yang seketika teringat kembali setelah Macrismenyampaikan kecurigaannya.Detektif amatirSelama beberapa bulan berikutnya, Jolly berperilaku bak detektif amatir. Di malamhari, manakala asisten labnya sudah pulang, ia mengendap-endap ke dalam lab BJuntuk jeprat-jepret memotretsituasi di dalamnya. Ia juga mengacak-acak keranjangsampah, melacak catatan yang dibuang para asisten lab. Siapa tahu ada yangberguna. Selain itu, dua minggu sekali ia mengambil sampel bahan kimia dari labuErlenmeyer dan vial. Semua barang temuannya itu disimpan rapi di rak buku dirumahnya.Begitu jumlahnya dirasa cukup, Jolly menyerahkan sampel bahan kimia itu padaDrug Enforcement Agency
(DEA), lembaga pengawasan obat tingkat federal. Dalamwaktu singkat DEA, yang sengaja tidak diberi tahu darimana asal bahan-bahankimia itu, memberikan laporanbahwa salah satu sampel adalah metakualon - yangdikenal sebagai Quaalude - obat terlarang.Berbekal laporan itu Jolly mengajak Macris menemui John C. Sawhill, Rektor NYU,untuk melaporkan penemuan mereka. Masih dengan setengah terkejut, Sawhillsegera menghubungi kantor kejaksaan.Esok malamnya diam-diam - tentu dengan seizin NYU - beberapa anggota DEAmemeriksa lab BJ. Setiap peralatan dan sekian banyakbahan kimia tak ada yangluput dari pengamatan mereka. Bahan kimia itu segera dianalisis. Yang ditemukanantara lain LSD, metakualon, juga kokain sintetis.Dengan bukti tersebut kejaksaan memerintahkan untuk dijalankannya operasipenyelidikan rahasia. Dalam operasi itu bukan hanya anggota DEA yang bergerak,149tetapi para asisten lab BJ juga dilibatkan. Sebagian besar dengan sukarela, meskiada juga yang harus dengan dibujuk-bujuk. Umumnya yang dengan cepat menerimamempunyai dua alasan. Bila bukan karena tanggung jawab moral, tentu karenamereka tidak mau terseret dalam kasus itu.Mereka diminta memperhatikan setiap ucapanBJ. Bahkan beberapa orangdiperlengkapi dengan alat perekam tersembunyi untuk merekam pembicaraandengan BJ.Ilmuwan kayaMula-mula operasi itu berjalan lancar. BJ tidak sadar tengah diamati. Sampai padasuatu malam, Macris dan Jollymembiarkan petugas DEA masuk melalui pintu.Petugas itu sengaja memecahkaca pintu lab untuk memberikan kesan perampokan.Baru esok paginya BJ mengetahui �perampokan� itu. Namun, kedongkolannya hanyaberlangsung sesaat. Otaknyayang biasa berpikir logis segera menduga ada sesuatuyang tidak beres. Menurut dia, itu bukan sembarang perampokan.Kecurigaan itu sempat ditangkap Macris, karena seminggu kemudian ia bertanyapada Macris, �Ada seseorangyang telah mengadukan diriku. Tapi siapa dia?�Prasangka serupa diucapkannya pula pada Danny Cornyetz, mahasiswa yangmenjabat direktur lab. �Aku
tahu ada yang tidak wajar dengan perampokan itu, tapiaku tidak tahu siapa inf ormanitu!� seru BJ marah.Sebagai orang yang menuntutkesetiaan, ia tidak bisa mentoleransi asisten yangmengkhianati dirinya. Bukankah selama ini ia telah memberi mereka kesempatandan kebaikan hati?Kabarnya, BJ juga menjalankan labnya dengan otoriter. Bahkan, ada yangmenjulukinya serupa diktator.Asistennya harus memusuhi juga semua musuhnya.Tuntutan itu dipatuhi oleh hampir sebagian besar muridnya. �Kami tidak beranimengambil mata kuliah yang pengajarnya tidak disukai BJ,� kata salah seorangmahasiswa.�Kalau kami tetap mengikuti mata kuliah mereka tanpa mengindahkan peringatan BJ,kami tidak bakal lulus. Celakanya, salah satu profesor yang dimusuhi BJ mengepalaisebuah jurusan dan berwenang mencairkan dana beasiswa yang jumlahnya ribuandolar. Tak satu pun dari kamimampu mendapatkannya,� keluh yang lain.Posisi BJ makin tersudut. Sosoknya sebagai ilmuwan juga makin kabur bilamenyimak kesaksian teman-teman akademisnya.Ia dikenal berselera tinggi, senang barang-barang mahal. Di balik undangan makanmalam untuk para kenalannya, sepertinya tersimpan motif lain juga, pamer. Memang,apartemennya yang luas di Washington Square dipenuhi keramik dan bendapajangan mahal.Meski istrinya, Vina Mallowitz, pakar biokimia, meninggal tahun 1977, BJ takbegitukesepian. Pergaulannya luas.Selain dari kalangan ilmuwan,ia punya banyak kawandari kalangan seniman, mulai pemain drama, novelis, dan pelukis.Ia memang sering mengadakan pesta. Pestanyapun bukan sembarangan, tetapipesta gala, dengan hidangan didatangkan dari katering terkenal dan pelayanberseragam.150Betapapun, selain hidup mewah ia punya kebiasaan aneh. BJ senang menarikperhatian dengan cara mengejek atau menyakiti orang lain.Bila datang surat yang salah mengeja namanya, atau ada bagian dari isinya yangdianggapnya kurang santun, ia bisa seketika mengirimkan kembali surat itu disertaisejumlah koreksi disertai catatan tinta merah �Ganti surat ini! Gunakan kaidah
bahasa yang benar!�Kebiasaan buruk itu memakankorban pula. Sebuah pengalaman pahit dituturkanoleh sesama rekan profesor yang memilih keluar dari NYU lalu pindah ke Universityof Maryland. Alasannya, �Tidak hanya menyemprot saya di hadapan rekan seprofesi,BJ juga tega mempermalukan saya di depan para mahasiswa.�Kehilangan danaItulah kenyataannya. BJ telahmembuat banyak orang sakit hati. Tak heran apabilabanyak beredar rumor negatif tentang dirinya. Di antaranya, ada rekan kerja yangmenuduhnya telah melakukanplagiat terhadap karya sejumlah muridnya pada saatia mengajar di Michigan. Untuk kasus ini, pihak universitas di Michigan menolakmemberi keterangan.Ada juga yang mengatakan, ia mengorupsi uang makan dan akomodasi sebuahekspedisi antropologi. Saat ekspedisi berlangsung, ia masih bertugas di University ofChicago. Namun, tuduhan itu pun tidak pernah ditindak lanjuti.Ada rumor lain, yang ini lebih serius. Kabarnya, BJ tidak pernah melakukanpenelitian. Penelitiannya semasa di Duke sesungguhnya dilakukan olehsang istri.Betapapun, lepas dari rumor dan perilaku kasar, BJ tetap dipandang terhormat dikalangan akademisi. Setiap tahun ia makin terkenal dan makin sering menerimabantuan dana penelitian.Sampai tahun 1977, manakalaDewi Fortuna tak lagi bersamanya. Tahun itu NSFmenolak memberikan bantuanpenelitian kepadanya. BJ menuduh penolakan ituberdasarkan alasan pribadi, bukan akademis, karena ada bocoran dari orang dalamdi NSF yang memberi tahu dia.Namun, Dr. Nancie Gonzales, direktur program antropologi di NSF saat itu,mengatakan, �Kalau NSF menolak memberikan bantuan, ya selalu hanyaberdasarkan satu alasan - karya tersebut kurang tepat mendapat penghargaanilmiah.� Memang, lab BJ telah dikunjungi oleh tim NSF, proposalnya pun telahdiperiksa.Penolakan itu tentu memberi pukulan berat bagi BJ. Bukan hanya ego, tetapikepiawaiannya dalam melakukan penelitian serasa turut dilecehkan. Tentu pulakelancaran penelitiannya jaditerganggu. Tanpa bantuan dana mana mungkin ia
membeli bahan penelitian dan membayar asisten.Namun, November tahun yang sama sang profesor yang cerdas ini men emukansolusi. Ia mendirikan perusahaan dengan nama samaran Simian Expansions.Tujuannya, mengumpulkan dana dari kalangan swasta untuk membiayai penelitianatas lemur. Sejak itu, meski tanpa dana dari NYU, lab BJ di NYU tetap aktif,peralatannya lengkap, dan penuh mahasiswa pintar yangambisius. Beberapaalumnus bahkan bergabung dalam proyek Simian Expansions.151Meski sudah menaruh curiga,BJ terkejut juga tatkala mendapat undangan untukhadir di pengadilan, di hadapan sejumlah juri atas tuduhan membuat danmemasarkan obat terlarang. Namun, ia masih yakin akan menang. Malah, kalaupundinyatakan bersalah, ia akandapat dengan mudah membersihkan nama.�Pengacaraku mampu mengatasi semua tuntutan yang dapat menghancurkanreputasiku,� katanya yakin
pada Macris.Keyakinan serupa ia ucapkanjuga pada Danny Cornyetz, �Mantan dekan fakultashukum NYU akan segera membereskannya hanya dengan sedikit lobi.�Agustus 1979, DEA kembali datang ke NYU untuk memeriksa ruang penyimpanan dibawah tanah lab BJ. Di tempatrahasia itu DEA menemukan sejumlah besar obatterlarang. Cuma, penemuan ini tidak dapat dipergunakan di pengadilan, karenaketatnya pemberlakuan hukum pemilikan pribadi.Dua bulan kemudian ia diajukan ke pengadilan dengan tuntutan telah memproduksidan memasarkan berbagai obat terlarang serta berkonspirasi untuk mengalangipemeriksaan pembuatan obatdi kampus NYU.RekamanJuli 1980 sidang pengadilan digelar di Pengadilan New York Distrik Selatan.Yang seru, sebelum sidang dimulai BJ telah menyebarkandua lembar surat yangmenyatakan bahwa dirinya adalah korban serangan pemerintah atas kebebasanakademis. Ia menggambarkan,tindakan DEA menerobos untuk memeriksa lab dantempat penyimpanan sama dengan kekejian yang berlaku dalam Kristallnacht, yaknimalam saat pasukan Hitler menghancurkan harta milik kaum Yahudi di Jerman.Melalui surat itu juga BJ berusaha meyakinkan rekan-rekannya bahwa tuntutan yangditimpakan kepadanya sangattidak masuk akal. Pada intinya, BJ melemparkan isutentang dilanggarnya hak atas kebebasan bagi para ilmuwan.Akibatnya, bahkan sebelum sidang berlangsung, di kalangan hadirin sudah terbentukdua kubu.�Tak masuk akal! Orang seperti BJ membuat obat terlarang? Untuk apa? Ia tidakbutuh uang. Ia amat kaya. Ia juga pasti tahu bila melakukan seperti yang dituntutkanpadanya tentu akan membahayakan kariernya di Amerika,� demikian salah satupendapat.Sementara itu pendapat di kubu seberang pun tak kalahsengit. Merekamenganggap BJ seorang sosiopat, orang yang tidak memiliki hati nurani.Sekeras pertentangan di antara penonton, sealot itu pula jalannya sidang pengadilan.Pembela BJ, Jules Rithholz (55) dengan lantang sekaligus dramatis, bersuara, �Kamitidak menyangkal ia membuat obat terlarang. Namun,
bukankah tidak ada laranganmembuat obat di dalam laboratorium?�Obat terlarang buatan BJ dibuat untuk tujuan penelitianyang resmi, lanjutnya. Sangprofesor akan memberikan obat itu pada lemur yang pada akhirnya untuk melihatapakah obat saraf dapat mempengaruhi perilaku kelompok primata tertentu.Penelitian semacam itu tentu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia,Rithholz berargumen.152Mengapa? Apabila perilaku dapat dipengaruhi oleh bahankimia, berarti perilakutidak hanya ditentukan oleh garis keturunan, �Kita bakal dapat memperbaiki banyakkesalahan yang dilakukan manusia. Kita dapat mengobati residivis, penjahatkambuhan, lalu membuat mereka menjadi orang baik. Sekali suntik, kita dapatmenghapus kejahatan di dunia.�Dewan juri yang sebagian besar dari kalangan akademis mendengarkanpenuturannya dengan saksama.Kemudian jaksa penuntut menghadirkan para mahasiswa. Mereka tampil dengancaranya masing-masing - ada yang tenang, banyak pula yang canggung dan kikuk.Beberapa hasil penyelidikan detektif amatir itu gagal. Macris misalnya, tidak hanyamencoba merekam BJ, tapi juga direktur lab Cornyetz. Sayangnya, pertanyaanpancingan Macris yang diajukannya saat mereka berdua berjalan-jalan diWashington Square Park tidak mendapat jawaban seperti diharapkan. Gara-garanya,saat Macris bertanya lewatla h seorang gadis cantik dan seksi dengan rambut modelmasa kini yang dicat dua warna. Ucapan Cornyetz pun melenceng.Demikian pula rekaman kaset diajukan oleh mahasiswi bernama Lisa Foreman, yangbekerja di lab tahun 1978. Dengan inisiatifnya sendiri pula ia merekam percakapandengan Cornyetz. Sayangnya, ia tidak menggunakan kaset baru melainkan kasetbekas yang sudah digunakanuntuk mengajar burung kakatuanya berbicara. Makayang muncul bunyi hiruk pikuk yang memalukan.Untunglah, ada beberapa orang yang berhasil membuatrekaman yang mampumenunjukkan semua konspirasi tindakan BJ.Sebuah kaset Macris dengan jelas menampilkan suara BJ, �Danny telah setuju untukbersaksi dengan menyatakan
dirinya yang ... em melakukansemua pembuatan obatini.�Dalam salah satu kaset terdengar suara Cornyetz bertanya pada BJ, �Mengapa kitayang pertama kali dituntut dalam kasus ini? ... Ini kesalahan Bruce!� Bruce Greenfieldtercatat sebagai salah satu anggota proyek Simian Expansions.Jawab BJ, �Ya, ya memang.�Lanjut Cornyetz, �Mengapa juga ia menyebut dirimu yangmelakukan semua hal ini?�Sahut BJ, �Mengapa ... aku begitu tolol?� tapi dengan cepat ia mengucapkan, �Yangpenting adalah ada proyek penelitian resmi yang mampu menutupi semua yang kitalakukan.�Pada kaset lain BJ terdengar mengatakan, �Salah satu cara untuk bisa menyingkapkesalahan kita adalah dengan mencari orang dalam yang mau bersaksi. Untunglah,tak satu pun di antara kita yang bersedia. Kita semua punya komitmen kuat.�Pada kaset hasil rekaman Profesor Jolly, terdengar BJ menyatakan, tidak khawatirdengan tuntutan yang diajukan karena ia punya teman yang sangatberpengaruh. �Aku kenal baik dekan Fakultas Kedokteran di Harvard,� serunya.Pada saat semua rekaman diputar, ruang sidang tampaksenyap. Semua yang hadirtekun menyimak setiap suarayang muncul.153Lain lagi dengan ekspresi wajah BJ yang tampak berubah-ubah - bingung, kaget,serius, dan lainnya - , begitumendengarkan semua ucapannya yang tanpa sadartelah direkam oleh asisten dan teman kepercayaannya. Tak heran, pada sekelompokorang sempat terbit perasaan simpati dan iba pada BJ.Namun, perasaan simpati itu lenyap seketika manakala pada kaset yang lain iamengucapkan, �Pembelaku siap berhadapan dengan kejaksaan Amerika danmenunjukkan betapa besar jasa-jasaku.� Saat itu tampak betapa BJ mencobamerendahkan hukum.Posisi BJ makin lemah. Terutama kala Danny Cornyetz bersaksi dengan menirukanucapan BJ padanya, �Kamu sama tidak bermoralnya dengan kita semua di sini. Akuakan berterus terang bahwa kita semua memang membuat obat terlarang itu dilaboratorium!�Sedangkan asisten administrasi jurusan antropologi bernama Richard Dorfmanmengaku, BJ tidak hanya
mengaku membuat obat di lab, tapi juga memintanya untukmenjualkan kokain sintetis buatannya.Dorfman mengaku telah menjual sejumlah kecil kokainseharga AS $ 100. Setelahmengambil komisi sebesar AS$ 20, yang AS $ 80 ia serahkan kepada BJ.Berkedok penelitianPembela BJ tak patah semangat. Untuk menangkis semua tuduhan, ia mengambilsudut pandang berbeda, yakni sang profesor membuatobat terlarang di labnyakarena akan diujicobakan pada lemur.Untuk itu Rithholz mengundang Pat Pronger, petugas pengumpul dana untuk SimianExpansions. Pada bukti berupa lembar kuitansi tertulis sejumlah dana untuk membelilemur.Namun, kesaksian Pronger gagal, karena ada yang janggal. Dalam kuitansidisebutkan BJ meminta uang untuk membeli hanya sekitar dua atau tiga ekor lemur.Bukankah obat sebanyak yang ditemukan di gudang bawah tanah terlalu banyak,bila hanya akan digunakan untuk tiga ekor lemur?Rithholz masih berupaya keras menolong kliennya. Sejumlah orang yang mengenalBJ sebagai lelaki yang jujur dan dapat dipercaya ia undang untuk bersaksi. Kembaliusaha Rithholz tak memberikan banyak arti, karena para saksi mengenal BJ terbataspada waktu silam.Jurus terakhir Rithholz adalah dengan melemparkan isu bahwa mungkin BJ tidakbenar-benar membuat obat terlarang. Obat tersebut ditaruh di lab oleh Profesor Jollyyang sebenarnya iri dan ingin merebut posisi BJ.Jolly yang kebetulan hadir dalam pengadilan hanya tersenyum mendengar tuduhanbaru itu. Bahkan ketika harusmemberikan kesaksian pun Jolly tidak merasa terpojokdengan tekanan-tekanan Rithholz. Dengan tenang Jolly mengakui, telah mengoreksampah untuk menemukan sejumlah catatan. Selain itu agar tidak mengundangcuriga, Jolly berusaha untuk tidak menyinggung-nyinggung soal pembuatan obatterlarang bila tengah ngobroldengan BJ.Setelah sepuluh hari mendengarkan pengakuan saksi, sidang berakhir.154Bukan demi uang?Lima jam lewat sebelum juri memutuskan Buettner-Janusch bersalah atas dua hal.Pertama, ia membuat sekaligus mengedarkan LSD, metakualon, dan kokain
sintetis.Yang kedua adalah berbohong pada penyidik federal.Buettner-Janusch diganjar hukuman penjara lima tahun. Clifford Jolly masihmengajar di NYU. Richard Dorfman dipecat. Richard Macris pindah jurusan dariantropologi ke administrasi bisnis, sedangkan Danny Cornyetz keluar untuk bekerjadi perusahaan kaset yang memasok museum dengan rekaman sastra.Kasus BJ memang unik. Sampai sekarang orang masih belum mengerti alasansesungguhnya sang profesormemproduksi obat terlarang. Menurut pandangan Jolly,kesombonganlah yang menuntutnya bertindak diam-diam. Padahal kalau mauterang-terangan mengakui bahwa ia butuh dana, seharusnya ia bisa memperolehnyadengan halal.Namun, menurut seorang psikolog, tujuan BJ membuat obat terlarang tampaknyabukan melulu karena butuh uang. Di dalam masyarakat ada orang yang meyakinibahwa diri mereka dikaruniai dengan kelebihan, entah keningratan ataukah berupakepandaian. Mereka merasa ditakdirkan untuk menaklukkan dunia, untukmemerintah sekelompok orang yang bisa diatur, bahkan melanggar hukum yangberlaku bagi masyarakat umum. Orang semacam itu bosan dengan aturan yangbiasa. Akhirnya, mereka terkondisi untuk senang memperdayakan masyarakat.Demikian pula BJ, yang tidak puas dengan hal-hal biasa, amat bangga ataskepandaiannya, dan yang akhirnya ketagihan nikmatnya melawan sistem dimasyarakat.Namun, mengapa para mahasiswanya patuh juga kepadanya? Richard Dorfman,asisten yang menjual kokain sintetis, mengaku melakukannya karena terpaksa. Iatidak ingin dipecat.Sedangkan menurut seorang profesor antropologi, �Cara yang digunakan BJ hampirsama dengan cara yang dilakukan oleh Hitler. Menyebarkan teror dan ketakutan.Jangan salah, BJ tahu benar karakter Hitler, bukankah ia sering menyinggung namaHitler tiap kali bercerita? Cara itu dapat disebut taktik Hitlerian.�Nonfiksi/The Professor and Prostitute/Sht